Sukses


3 Pekerjaan Rumah Besar Robert Alberts di Persib yang Tercecer di Shopee Liga 1 2019

Bola.com, Jakarta - Kedatangan Robert Alberts menggantikan Miljan Radovic jelang Shopee Liga 1 2019 bergulir tak lantas membuat Persib Bandung melesat. Sebaliknya, performa Maung Bandung terlihat terseok-seok di awal kompetisi.

Pada awal kehadirannya Robert, yang dua musim terakhir sukses meracik PSM Makassar hingga menjadi tim yang kompetitif di persaingan juara, menimbulkan euforia di kalangan bobotoh.  Ia diharapkan bisa mengerek performa Tim Pangeran Biru.

Di tangan Robert, permainan Persib Bandung terlihat berubah. Mereka memainkan sepak bola indah dengan pendekatan umpan-umpan pendek dikombinasikan pergerakan pemain yang dinamis.

Sayangnya permainan cantik saja tak cukup membuat Persib jadi tim yang stabil di kompetisi sesungguhnya, Liga 1 2019 ini. Hingga sembilan laga yang telah dijalani Persib masih tertahan di jajaran papan tengah posisi sembilan (per Kamis, (8/8/2019).

Di empat laga terakhir, Febri Hariyadi dkk. tak pernah meraih kemenangan. Mereka kalah tiga kali beruntun dari Bali United (0-2), Arema (1-5), Barito Putera (1-0). Terakhir, Maung Bandung bermain imbang 2-2 melawan Persela di Lamongan.

Kekalahan telak Persib  dari Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Selasa (30/7/2019), membuat bobotoh kecewa. Oknum bobotoh melampiaskan kekecewaan dengan tindakan kurang terpuji.

Mereka melempari Gedung Graha Persib, yang merupakan kantor manajemen Persib, dengan telur dan tomat.

Robert Alberts, angkat suara mengenai kejadian tersebut. Menurut dia, aksi tidak terpuji itu dilakukan bukan oleh bobotoh, tetapi oleh hooligan. Pelatih asal Belanda itu pun menegaskan ketidaksukaannya dengan tindak-tanduk hooliganisme yang cenderung anarkis dalam memberikan dukungannya kepada tim kebanggaannya.

"Saya pikir kalian harus bisa membedakan mana bobotoh dan hooligan. Saya tidak terlalu yakin apakah suporter itu bobotoh atau hooligan karena saya tidak setuju dengan hooligan di mana pun di dunia," kata Robert.

Robert boleh masih percaya diri bakal bisa memperbaiki aneka persoalan di tim sehingga tim asuhannya bisa bangkit meramaikan jajaran papan atas. Tapi waktu terus berputar, jika Persib terus-terusan meraih hasil negatif tak tertutup kemungkinan nakhoda asal Belanda itu bakal dipaksa angkat kaki dari Kota Kembang.

Menurut analisis Bola.com ada sejumlah pekerjaan rumah yang wajib segera diselesaikan untuk kembali membuat Persib Bandung kembali bertaji. Apa-apa saja?

2 dari 4 halaman

Kinerja Pemain Asing yang Kurang Memuaskan

Saat menerima pekerjaan menjadi pelatih kepala Persib, Robert Alberts tinggal terima beres. Proses rekrutmen pemain sudah dilakukan oleh pelatih sebelumnya.

Bisa dibilang para pemain yang ada di skuat Maung Bandung saat ini tak semuanya cocok dengan gaya permainan yang diinginkan pelatih.

Robert pernah berujar bakal melakukan evaluasi kinerja pemain asing di pengujung putaran pertama Liga 1. Ia menilai proses rekruitmen legiun impor Persib cenderung sembrono.

Bicara soal rapor kinerja, praktis hanya Ezechiel N'douasel yang bisa dibilang performanya ciamik. Striker asal Chad itu bisa diandalkan sebagai mesin gol utama tim. Apesnya saat ia absen, Persib tidak punya pengganti yang sepadan dalam urusan produktivitas.

Penyerang lainnya, Artur Gevorkyan asal Turkmenistan permainanya angin-anginan.

Di sisi lain, penampilan gelandang serang asal Slovenia, Rene Micelic, juga mengecewakan. Ia gagal memenuhi ekspektasi sebagai jenderal lapangan tengah yang bisa diandalkan sebagai pengendali permainan serta pemasok umpan terukur ke sektor depan.

Sementara, stoper Serbia, Bojan Malisic, rapornya menurun musim ini. Ia sering melakukan blunder yang membuat lini belakang Persib kebobolan.

3 dari 4 halaman

Krisis Kiper Berkualitas

Sektor penjaga gawang di Persib jadi sorotan belakangan ini. Kiper utama Maung Bandung, I Made Wirawan, dinilai kemampuannya sudah habis dimakan umur.

Di era Mario Gomez, kiper kelahiran 1 Desember 1981 itu tak lagi dipercaya jadi kiper inti. Ia digantikan oleh Muhammad Natshir, yang secara kualitas biasa-biasa saja.

Harus diakui Persib rugi besar saat melepas kiper masa depan mereka, Shahar Ginanjar. Regerasi mereka jadi stagnan.

Saat Made mulai dimakan usia mereka tak punya stok penjaga gawang pengganti yang siap tempur dengan kualitas di atas rata-rata.

Persib sejatinya punya kiper lain, yang penampilannya terhitung bagus, M. Natshir. Namun, yang bersankutan dihantam cedera berat gara-gara berbenturan dengan gelandang serang Persija, Bruno Matos.

Kiper ketiga, M. Aqil Savic, usianya masih amat muda (20 tahun). Ia belum siap mengarungi laga-laga sarat tekanan.

4 dari 4 halaman

Meningkatkan Kepercayaan Diri Pemain Muda

Dua musim terakhir manajemen Persib mengambil kebijakan mengurangi belanja pemain bintang. Mereka lebih senang pelatih membedayakan pemain-pemain belia didikan akademi.

Persib terlihat lebih segar dengan kehadiran pemain-pemain belia bertalenta macam, Febri Haryadi, Henhen Herdiana, Puja Abdillah, serta Indra Mustafa.

Pemain-pemain muda punya semangat tinggi memberikan yang terbaik, namun mereka juga memiliki kekurangan. Problem utama adalah stabilitas performa.

Hal ini terjadi karena mereka sejatinya minim pengalaman pertandingan sarat tekanan. Butuh waktu buat mereka menata mental, membiasakan diri menghadapi laga-laga berat kompetisi.

Peran pemain senior jadi krusial saat hal itu terjadi. Masalahnya di Persib saat ini tak banyak pemain veteran yang bisa jadi sosok panutan di tim. Generasi lawas tim juara Persib tinggal menyisakan Supardi, I Made Wirawan, serta Achmad Jufriyanto.

Cara Robert memberikan kesempatan besar pada pemain muda layak disaluti. Ia dituntut juga melakukan pendekatan personal dari hati ke hati untuk menambah kepercayaan diri para pemain.

Video Populer

Foto Populer