Sukses


Kisah Hidup Kiper Timnas U-19 Ravi Mudianto yang Jadi TNI (1)

Bola.com, Grobokan - Ravi Murdianto, kiper jebolan Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri digadang-gadang sebagai calon penjaga gawang massa depan Tim Merah-Putih. Saat ini, mantan kiper Mitra Kukar itu tengah menempuh pendidikan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Apa kabar pemain belia berwajah ganteng tersebut?

Bola.com mengunjungi kediaman sederhana di Desa Tegowanu Kulon RT 10 RW 01, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan. Butuh waktu perjalanan 1,5 jam dari Kota Semarang arah Purwodadi. Putra bungsu dari tiga bersaudara itu ternyata hampir tiap malam menghubungi sang ibunda Murminah (49).

''Hampir setiap malam Ravi pasti telepon saya. Ya kadang curhat atau cerita-cerita. Apa yang dia alami juga diceritakan ke saya misal jalan-jalan ke mana atau besok mau tanding dengan siapa sampai kalau pas belanja apa,'' ungkap Murminah saat berbincang dengan bola.com pada Kamis (28/1/2016).

Foto-foto Ravi Murdianto terpajang rapih di rumah orangtua sang pemain yang terletak di Desa Tegowanu Kulon RT 10 RW 01, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan. (Bola.com/Romi Syahputra)

Komunikasi memang jadi agenda rutin yang dilakukan tiap malam. Terlebih setelah Ravi terjun di dunia militer. Sang pemain terpisah jauh dari sang bunda. Ia kini berdinas di Rindam III/Siliwangi, Bandung.

Murminah mengakui, Ravi sudah mempunyai sikap manja dengannya sejak masih kecil.

Bahkan sang ibunda bercerita jika kiper berusia 21 tahun itu menyiapkan makanan agar sang anak mau mengisi perut. Beberapa sayuran yang jadi kesukaan Ravi antara lain sayur asem dan lodeh khas masakan Jawa.

''Dulu kalau makan porsinya besar karena dia sangat hobi. Tapi setelah masuk Timnas Indonesia porsi makannya bisa diatur untuk kesehatan. Kalau pulang ke rumah juga tidak sebanyak dulu,'' katanya.

Jadi prajurit TNI, membuat Ravi bakal jarang bertemu keluarga. Namun Murminah memahami hal tersebut. Menurutnya, keluarga sudah terbiasa dengan aktivitas merantau kiper  kelahiran 8 Januari 1995. Bagaimana tidak, sejak mengenyam pendidikan  Sekolah Menegah Pertama (SMP), Ravi harus hijrah ke Salatiga untuk memperkuat Diklat di kota itu.

"Menjadi tentara pilihan realistis bagi saya saat ini. Konflik sepak bola nasional yang berkepanjangan membuat saya dan banyak pesepak bola lainnya kehilangan kesempatan bermain sepak bola secara reguler lewat medium kompetisi. Saya harus memikirkan masa depan," ungkap Ravi Murdianto.

Beranjak ke SMA, lagi-lagi harus merantau ke Diklat Ragunan. Perjalanan itulah yang  membuat seluruh anggota keluarga mendukung langkah Ravi ke dunia militer.

Murminah memamerkan foto-foto putranya Ravi Murdianto saat menjalani karier junior. (Bola.com/Romi Syahputra)

''Kalau di TNI paling tidak massa depan terjamin meski dari awal tidak  kepikiran kalau akhirnya jadi tentara. Apalagi kondisi sepak bola ya masih tidak karuan. Toh juga tidak lepas sama sekali dari sepak bola yang sudah jadi keinginan dia sejak kecil,'' tutur Murminah.

Ya, walau sudah jadi prajurit TNI Ravi Murdianto tak bisa lepas dari dunia sepak bola. Di luar urusan kedinasannya ia kini tergabung dalam tim sepak bola PS TNI yang baru-baru ini tampil di Piala Jenderal Sudirman bersaing dengan 14 klub-klub anggota Indonesia Super League.

Video Populer

Foto Populer