Sukses


Profil Klub Torabika SC 2016: Persib Bandung

Bola.com, Jakarta - Menjelang bergulirnya kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, bola.com menyajikan profil klub-klub peserta. Fokus kami kali ini: Persib Bandung.

Persib  menjadi salah satu tim besar yang ada di kompetisi Tanah Air. Melihat sejarah berdirinya Persib, tim berjulukan Maung Bandung ini berdiri sebagai perkumpulan sepak bola di Tanah Pasundan dengan tujuan melakukan perlawananan terhadap kekuasaan kolonial Belanda.

Sebelum bernama Persib, para pelaku sepak bola di Bandung lebih dahulu mendirikan Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada tahun 1923. Setelah BIVB tenggelam muncul dua perkumpulan sepak bola yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB).

Dan pada tahun 1933 kedua perkumpulan itu sepakat melebur diri menjadi Persib yang bertahan hingga sekarang ini.

Saat berlaga di kompetisi Perserikatan, Tim Pangeran Biru jadi salah satu tim yang disegani. Mereka tercatat menjadi juara sebanyak empat kali. Di sisi lain, setiap eranya Persib selalu melahirkan bintang-bintang Timnas Indonesia.

Pada interval pertengahan 1980-1990-an Persib melahirkan generasi emas dengan segudang prestasi. Klub bernuansa warna biru tersebut melahirkan pesepak bola bertalenta macam Adjat Sudrajat, Djadjang Nurdjaman, serta Robby Darwis.

Saat PSSI menggabungkan Perserikatan dengan Galatama, Persib jadi kampiun musim pertama 1994-1995. Hebatnya, mereka yang mengandalkan 100 persen pemain lokal, jadi yang terbaik di tengah kepungan klub-klub pesaing yang bermodalkan pemain asing.

Sayangnya pasca jadi juara musim perdana Liga Indonesia, Persib puasa gelar juara cukup lama. Sesuatu yang mengherankan, mengingat mereka jadi salah satu klub yang selalu didukung dana APBD berlimpah.

Pemain Persib menerima trofi juara Piala Presiden 2015 dari Presiden Joko Widodo di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Di setiap musim skuat Persib selalu dihuni nama-nama pemain top, baik asing ataupun lokal. Pelarangan penggunaan dana APBD mulai tahun 2011 disikapi dengan cekatan oleh Persib dengan membentuk perseroan yang dihuni pengusaha kakap. 

Di motori pengusaha gila bola asal Kota Kembang, Glen Sugita, PT Persib Bandung Bermartabat, perseroan yang mengelola klub menyokong Persib dari berbagai aspek.

Persib menjelma jadi tim super. Mereka kuat dalam sisi finansial serta memiliki visi bisnis jangka panjang. Persib bisa dibilang jadi salah satu klub percontohan di Indonesia. Di saat kompetisi profesional Indonesia belum berada dalam titik ideal dari sisi bisnis, mereka sukses menggaet banyak sponsor.

Glen Sugita dkk. yang tergabung dalam Konsorsium PT Persib Bandung Bermartabat tak lantas bisa menyajikan prestasi. Kesuksesan baru datang pada Indonesia Super League (ISL) 2014. Setelah 14 tahun dahaga gelar juara yang menginggapi para bobotoh terpuaskan.

Persib meraih juara setelah mengalahkan Persipura melalui drama adu penalti yang berkesudahan dengan skor 5-3 di Stadion Gelora Sriwijaya, Jaka Baring, Palembang.

Gelar juara ISL berefek besar merubah mentalitas pemain Persib. Maung Bandung menjelma jadi tim elite yang sulit ditaklukkan oleh lawan-lawannya.

Dengan dana berlimpah, Persib dengan mudah memboyong pemain-pemain terbaik yang ada di Indonesia. Gelar juara Piala Presiden 2015, saat masa vakum kompetisi imbas konflik PSSI-Kemenpora, menegaskan kalau Persib saat ini tim terbaik Tanah Air.

Pergantian nakhoda tim dari Djadjang Nurdjaman ke Dejan Antonic di awal tahun 2016 tak lantas membuat sinar kebintangan Persib meredup. Keberhasilan Atep dkk. jadi runner-up Bali Island Cup dan Torabika Bhayangkara Cup 2016 memberi sinyal kepada para pesaing di kompetisi Indonesia Soccer Championship 2016: Persib masih eksis.

Tugas Dejan Antonic tidak bisa dibilang mudah. Ia membangun ulang komposisi skuat Persib. Ia mendatangkan banyak bintang baru. Mulai dari Rudolf Yanto Basna, Kim Jeffrey, Juan Belecoso, David Laly, hingga Robertino Pugliara.

Tanda-tanda Persib mulai mapan adalah kala mereka sukses jadi juara turnamen segitiga di Ciamis dengan mengkandaskan Surabaya United dan PSGC Ciamis.

Jadi, salah besar jika tidak menghitung Persib Bandung sebagai kandidat juara ISC 2016.

Data Klub

Berdiri: 1933

Stadion: Si Jalak Harupat Soreang, Bandung

Prestasi: Juara Indonesia Super League (ISL) 2013-2014, Liga Indonesia 1994-1995,  Juara Perserikatan: 1993-1994, 1989-1990, 1986, 1961

Daftar Pemain:

Kiper: I Made Wirawan, M. Natsir, Muhamad Ridwan

Belakang: Valdimir Vujovic, Hermawan, Purwaka Yudi, Tony Sucipto, Dias Angga, Jajang Sukmara, Rudolf Yanto Basna

Tengah: M. Agung Pribadi, Hariono, Taufiq, Kim Jefrey Kurniawan, David Laly, Rahmat Hidayat, Tantan, Atep, Gian zola, Febry Haryadi, Robertino Pugliara

Depan: Rudiyana, Yandi Sofyan, Samsul Arif, Juan Carlos Belencoso

2 dari 3 halaman

Bintang

BINTANG: HARIONO

Dari sejak berdirinya tahun 1933, Persib secara kontinu menelurkan pesepak bola kelas elite. Banyak di antaranya dianggap bobotoh sebagai legenda. Djadjang Nurdjaman, Sobur, Robby Darwis, Adjat Sudrajat, Adeng Hudaya, Yusuf Bachtiar, dan Sutiono Lamso, adalah sederet pemain lawas Tim Maung Bandung yang namanya harum hingga kini.

Berbeda dengan era Perserikatan dan masa awal Liga Indonesia, skuat Persib saat ini tidak lagi murni dihuni pemain asal Jawa Barat. Pemain-pemain dari daerah lain silih berganti merapat ke Kota Kembang.

Hariono salah satu pemain luar Bandung dan Jabar yang awet bermain di Persib. Ia punya kans jadi legenda klub suatu saat nanti.

Gelandang jangkar kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, 2 Oktober 1985, sejak musim 2008-2009 berkostum Persib selalu menjadi pelanggan tim inti. Saat Jaya Hartono, pelatih yang membawanya ke Bandung hengkang, Hariono selalu bisa beradaptasi dengan style pelatih-pelatih Persib selanjutnya.

Hariono, sudah tujuh tahun berkostum Persib. (Bola.com/Arief Bagus)

Ia amat dicintai bobotoh karena loyalitasnya. Perilakunya yang selalu profesional dan kehidupannya yang tidak pernah neko-neko jadi contoh positif bagi pemain-pemain muda Tim Pangeran Biru.

Jika bicara kualitas, wajar rasanya jika Hariono selalu mendapat kepercayaan mengisi salah satu slot kosong di sektor lini tengah Persib. Sebagai gelandang bertahan Hariono sulit ditembus lawan. Ia pemain yang amat bernyali. Tidak pernah takut berduel atau adu gertak dengan pemain lawan.

Konsistensi permainan di lapangan membuat pemain yang dibesarkan Deltras Sidoarjo tersebut jadi pelanggan timnas periode 2010-2014.

Hingga saat ini, ia menjadi satu-satunya pemain luar Jawa Barat yang paling lama bertahan di Tim Maung Bandung. Ia sudah tujuh tahun membela klub kebanggaan Bumi Pasundan.

3 dari 3 halaman

Pelatih

PELATIH: DEJAN ANTONIC

Pada pertengahan bulan Februari 2016, Dejan Antonic ditunjuk menjadi suksesor Djajang Nurdjaman. Kursi pelatih Persib diakui arsitek asal Serbia tersebut amat panas.

Djanur pergi dengan dua gelar juara (Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015) yang mengharumkan namanya. Bobotoh amat berharap Dejan bisa melebihi pencapaian tersebut.

Pelatih Persib Bandung, Dejan Antonic saat berada di Hotel bersama timnya. (2/4/2016). (Bola.com/NIcklas Hanoatubun)

Keraguan sempat mencuat di kalangan suporter melihat rekam jejak Dejan yang tidak pernah mempersembahkan trofi buat klub yang diasuhnya di Indonesia.

Nama Dejan harum setelah sukses mengantar Pelita Bandung Raya menembus semifinal ISL 2014. Ia dianggap berhasil karena PBR minim pemain bintang. Mereka juga tengah didera masalah finansial akut yang melemahkan mental bertanding para pemainnya.

Keberhasilan tersebut dinilai bobotoh belum tentu bisa berlanjut di Persib. Mereka beranggapan tekanan melatih Persib dengan PBR beda. Persib tim besar dengan ekspetasi besar. Namun ia tetap percaya diri menghadapi kritikan.

Langkah pertama yang dilakukan Dejan memboyong pemain-pemain kunci PBR ke Persib. Sempat mencuat nada sumbang mempertanyakan kelayakan mereka berkostum Persib, namun perlahan Kim Jeffrey dan rekan-rekannya bisa membuktikan kapasitasnya.

Dejan yang sempat mengantar Arema versi IPL menembus perempat final Piala AFC 2012 juga secara berani memberi kesempatan kepada pemain belia binaan akademi Persib masuk jajaran starting line-up Maung Bandung.

Langkah ini dipuji banyak kalangan, karena hampir 10 tahun terakhir Persib seperti kehilangan identitas kedaerahan. Jarang ada pemain binaan sendiri yang bisa jadi starter.

Akankah konsep yang diusung Dejan Antonic berbuah sukses di Indonesia Soccer Championship 2016 nanti? 

Video Populer

Foto Populer