4 Alasan Manchester City Bisa Menyapu 4 Gelar Juara Musim Ini

oleh Ario Yosia diperbarui 26 Feb 2019, 11:30 WIB
Bek Manchester City Vincent Kompany mengangkat trofi setelah memenangkan pertandingan final Piala Liga Inggris melawan Chelsea di stadion Wembley, London, Minggu (24/2). Manchester City Chelsea lewat drama adu penalti 4-3. (AP/ Tim Ireland)

Bola.com, Jakarta - Manchester City berhasil memenangkan trofi pertama mereka pada musim ini. Tim asuhan Josep Guardiola itu sukses mempertahankan Carabao Cup dengan mengalahkan Chelsea lewat adu penalti di Wembley.

City berada dalam posisi yang bagus untuk lolos ke perempat final Liga Champions. Mereka sudah menembus perempat final FA Cup dan kembali memanaskan perburuan gelar Premier League setelah sedikit tersendat pada bulan Desember.

Advertisement

Meski tetangga mereka Manchester United menjadi tim Inggris pertama yang memenangkan treble dengan menjuarai Premier League, Liga Champions, dan FA Cup pada tahun 1999, tidak ada klub Inggris yang berhasil memenangkan empat trofi sekaligus dalam satu musim. Pasukan Guardiola tentu ingin mencetak sejarah tersebut.

City harus menjadi yang terbaik untuk sisa musim ini agar bisa meraih kejayaan pada tiga kompetisi lainnya. Mereka jelas sudah memiliki pasukan dan staf pelatih kelas dunia untuk membantu mewujudkan ambisi mereka tersebut.

Berikut ini empat alasan yang membuat City bisa meraih quadruple pada musim ini seperti dilansir Sportskeeda.

2 dari 5 halaman

Bermodal Kedalaman Skuat yang Mumpuni

Striker Manchester CIty, Sergio Aguero, merayakan gol yang dicetak ke gawang Chelsea dalam laga lanjutan Premier League di Stadion Etihad, Senin (11/2/2019) dini hari WIB. (AP Photo/Jon Super)

Manchester City baru saja meraih Piala Liga Inggris, usai mengalahkan Chelsea dalam final yang berlangsung di Stadion Wembley, Minggu (24/2/2019). Pencapaian yang tak mengherankan melihat komposisi skuat mereka yang bertabur bintang.

Manchester Ciyu salah satu klub yang memiliki starting eleven terkuat di Eropa. Di sisi lain tim asuhan Pep Guardiola juga punya pemain cadangan dengan kualitas terbaik di dunia.

Pemain-pemain seperti Riyad Mahrez, Ilkay Gundogan, Leroy Sane, Gabriel Jesus, John Stones, dan Bernardo Silva tidak mendapat jaminan untuk menjadi starter dalam setiap pertandingan. Hal itu menunjukkan bukti seberapa kuat City saat ini.

Setidaknya ada dua pemain kelas atas yang menghuni setiap posisi di klub. Akibatnya, Guardiola hampir selalu dipusingkan dalam memilih pemain.

City sudah melakukan investasi besar-besaran untuk meningkatkan skuyatnya selama satu dekade terakhir. Selain itu, City juga punya salah satu akademi terbaik di dunia.

Kualitas di bangku cadangan bisa membantu Manchester City memenangkan gelar. Mereka harus bisa bersaing di semua kompetisi dan Guardiola sangat beruntung punya kedalam skuat yang bagus.

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini.

3 dari 5 halaman

Pep Guardiola Jaminan Prestasi

Pemain Manchester City merayakan setelah memenangkan pertandingan final Piala Liga Inggris melawan Chelsea di Wembley, Minggu (24/2). Manchester City dipaksa bertarung hingga babak adu penalti untuk mengandaskan perlawanan Chelsea. (AP/Alastair Grant)

Sejak masuk ke dunia kepelatihan pada tahun 2008, Josep Guardiola selalu berbeda.

Guardiola menjadi pelatih pertama yang memenangkan sextuple. Selain itu, ia juga menjadi pelatih termuda yang pernah memenangkan Liga Champions dan hebatnya lagi, dia melakukan semua ini pada musim pertamanya menjadi pelatih senior (pada usia 39) .

Sejak itu, Guardiola terus meningkatkan reputasinya bukan hanya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia, tetapi juga salah satu pelatih hebat dengan banyak rekor di Spanyol, Jerman dan sekarang Inggris.

Hingga saat ini, pelatih berusia 48 tahun itu sudah memenangkan 26 trofi. Hal itu tentu saja menjadikannya sebagai pelatih paling sukses di generasinya sejauh ini dan salah satu yang paling sukses sepanjang masa.

Guardiola belum memenangkan Liga Champions lagi sejak 2011 dan ia menghadapi tekanan untuk bisa meraihnya di Etihad setelah mereka melakukan investasi besar-besaran di skuat selama bertahun-tahun.

4 dari 5 halaman

Performa Sedang On-fire

Duel Rudiger dan Leroy Sane pada laga final Carabao Cup 2019 yang berlangsung di stadon Wembley, London, Senin (25/2). Man City menang 4-3 atas Chelsea lewat drama adu penalti. (AFP/Glyn Kirk)

Manchester City memulai musim ini dengan sangat luar biasa. Namun, mereka mengalami sedikit hambatan pada pertengahan Desember dan City yang sebelumnya solid mulai menunjukkan keretakan dan tanda-tanda goyah.

Pasukan Josep Guardiola gagal meraih clean sheet dalam sembilan pertandingan di Premier League secara beruntun. Selain itu, mereka juga menelan kekalahan yang mengejutkan dari Chelsea, Newcastle United, dan Leicester City.

Pada periode sulit itu, City selalu yakin bahwa itu hanyalah sementara dan mereka bisa bangkit. City sekarang sudah menemukan performa terbaiknya dan kembali ke jalur kemenangan.

City membuat rival mereka Arsenal dan Chelsea terlihat seperti tim lemah setelah meraih kemenangan 3-1 dan 6-0. Mereka juga mampu membalikkan keadaan setelah tertinggal terlebih dulu saat melawan Schalker di Liga Champions.

City sudah kembali ke performa terbaiknya pada waktu yang tepat dan setelah mengamankan Carabao Cup, tidak ada yang bisa menghentikan The Citizens dengan penampilan mereka saat ini.

5 dari 5 halaman

Rival Tengah Menurun

Aksi Kevin De Bruyne lewati Willian pada laga final Carabao Cup 2019 yang berlangsung di stadon Wembley, London, Senin (25/2). Man City menang 4-3 atas Chelsea lewat drama adu penalti. (AFP/Glyn Kirk)

Meski mendominasi di pentas domestik, Manchester City punya kendala di pentas Eropa. Mereka masih belum bisa dianggap sejajar dengan tim besar lainnya di Eropa.

Hal itu memang tidak berlebihan. Sebab, City masih jauh jika dibandingkan dengan Bayern Munchen, Barcelona, Juventus, Real Madrid, Liverpool, dan Manchester United yang punya sejarah panjang di Liga Champions.

Meskipun begitu, tidak ada tim besar Eropa yang berada dalam kondisi yang lebih baik daripada City saat ini. Barcelona dan Bayern belum meyakinkan, sementara Real Madrid naik dan turun sepanjang musim dan Juventus hampir tersingkir dari babak 16 besar.

Sumber: Bola.net

Berita Terkait