Bola.com, Jakarta - Premier League, kompetisi sepak bola yang menjadi satu yang terbaik saat ini, mengalami kerugian mencapai 600 juta pound atau sekitar Rp12 triliun.
Pandemi COVID-19 yang terjadi sepanjang 2020 dan memaksa pertandingan sepak bola ikut terhenti, bahkan tanpa penonton ketika kembali digelar, memberikan dampak yang sangat besar bagi industri olahraga paling populer di dunia itu.
Jika kembali ke 2020, tepatnya pada Maret, kompetisi Premier League terhenti seperti halnya banyak kompetisi top di Eropa maupun di seluruh dunia.
Kompetisi tersebut pada akhirnya digelar kembali tapi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, bahkan sampai menerapkan laga tanpa penonton.
Boleh dibilang hingga saat ini Premier League masih menerapkan standar protokol tersebut, mengingat Inggris merupakan satu di antara beberapa negara yang memang sangat memberlakukan prosedur standar yang tinggi untuk penanganan penularan virus corona tersebut.
The Athletic mengungkapkan hasil analisa Matt Slater, jurnalis senior mereka, tentang dampak keseluruhan dari berhentinya kompetisi tersebut, kemudian bisa bertanding tanpa penonton, hingga sejumlah sirkulasi keuangan di Premier League. Jumlah kerugian dari analisa yang didapatkan oleh Matt Slater sangat besar.
Sepanjang musim 2018/2019, klub-klub Premier League mendapatkan pemasukan total sekitar 5,1 miliar pound atau sekitar Rp102 triliun. Sementara untuk saat ini yang sudah dilaporkan untuk musim 2019/2020 totalnya hanya mencapai 4,2 miliar pound, atau sekitar Rp84 triliun.
Dari hasil analisa tersebut, Newcastle United dan Watford belum melampirkan laporan pendapat mereka. Tapi, perkiraan dari kedua klub tersebut pastinya membuat angka di atas bisa mencapai 4,5 miliar pound, atau sekitar Rp90 triliun.
Artinya, ada kerugian dari Premier League yang mencapai 600 juta pound atau sekitar Rp12 triliun jika dikonversikan.
Video
Faktor Penyebab Kerugian Besar
Menurut laporan The Athletic, ada dua komponen utama yang memberikan pengaruh besar terhadap penurunan pendapatan di Premier League.
Komponen pertama adalah fakta bahwa klub-klub sepak bola itu harus terus melanjutkan musim dengan bertanding tanpa penonton sejak Juni 2020. Hal tersebut jelas memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan pada hari pertandingan, terutama saat menjalani laga kandang.
Komponen lain adalah potongan sebesar 330 juta pound atau sekitar Rp6,6 triliun untuk hak siar. Klub-klub telah mendapatkan mayoritas angka itu pada musim 2019/2020.
Sumber: The Athletic
Baca Juga
Beda Nasib Jadon Sancho dan Erik ten Hag Musim Ini: 5 Bulan Bawa Dortmund ke Final Liga Champions, yang Satunya Bikin MU Nyungsep
Daftar 22 Pemain Timnas Indonesia U-23 Vs Guinea: Alfeandra Dewangga Join, Rizky Ridho Absen, Justin Hubner dan Elkan Baggott Misterius
H-1 Timnas Indonesia U-23 Vs Guinea, Sumardji: Belum Ada Kabar Baik dari Klub Justin Hubner dan Elkan Baggott