Sukses


Macam-Macam Penyebab Sering Kram Otot saat Tidur

Bola.com, Jakarta - Kram atau kejang otot adalah berkontraksinya otot-otot secara tiba-tiba dan terasa menyakitkan. Otot merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai alat penggerak.

Kram biasanya terjadi pada otot betis dan umumnya berlangsung selama hitungan detik bahkan beberapa menit. Namun, mungkin juga keluhan ini muncul di paha atau kaki. 

Kram pada otot dapat terjadi kapan saja termasuk pada saat tidur, yang dapat membuat Anda terbangun karena kesakitan.

Kalangan yang kerap mengalami kram otot biasanya lansia. Akan tetapi, kelompok usia lain seperti anak-anak hingga dewasa pun bisa mengalaminya.

Ada beragam faktor penyebab terjadinya otot kram ketika tidur, di antaranya salah posisi dan jarangnya seseorang melakukan peregangan.

Untuk lebih jelasnya, berikut macam-macam penyebab sering kram otot saat tidur, seperti disadur dari Klikdokter, Kamis (11/8/2022).

2 dari 4 halaman

Macam-Macam Penyebab Sering Kram Otot saat Tidur

1. Jarang Melakukan Peregangan Otot 

Beberapa peneliti berteori, gaya hidup modern menuntut seseorang harus rajin melakukan peregangan otot. 

Nenek moyang dulu diketahui lebih banyak beraktivitas fisik sebagai bagian dari peregangan otot. Sementara, kehidupan masa kini dengan segala kemudahannya membuat aktivitas fisik orang-orang menjadi berkurang. Bahkan, jadi cenderung malas.

Banyak orang yang mengadaptasi gaya hidup sedenter, yaitu lebih banyak duduk dan minim olahraga. Kebiasaan tidak sehat ini dapat mengurangi kelenturan otot. Akibatnya, bisa menjadi penyebab kaki kram saat tidur atau pada momen-momen tertentu.

2. Salah Posisi

Banyak para ahli mengamati, ketika Anda berbaring telungkup saat tidur, kaki berada dalam posisi yang terlalu miring. Inilah yang membuat otot tertarik. 

Ketika posisi kaki seperti ini bertahan dalam waktu lama, gerakan kecil pun bisa menjadi penyebab betis kram saat tidur.

Duduk atau berbaring dengan cara tertentu yang membatasi gerakan atau aliran darah ke kaki, seperti mengistirahatkan satu kaki di atas kaki lainnya atau menyilangkan kaki, dapat menyebabkan kram.

3 dari 4 halaman

Macam-Macam Penyebab Sering Kram Otot saat Tidur

3. Dehidrasi 

Seorang peneliti di Jerman mengklaim, ada beberapa bukti dehidrasi meningkatkan risiko kaki kram saat tidur. Ini karena kondisi ini dapat meningkatkan ketakseimbangan elektrolit dalam darah. 

Ada pola musiman yang jelas dalam frekuensi kram otot. Jumlahnya lebih tinggi saat musim panas dan lebih rendah pada musim dingin. 

Hal ini menunjukkan, panas dan mungkin juga keseimbangan cairan memiliki pengaruh pada kram otot. 

4. Berolahraga Terlalu Keras

Berolahraga terlalu keras dalam jangka waktu lama kerap dikaitkan dengan terjadinya kram otot. 

Aktivitas fisik berlebihan dapat memicu kelelahan dan kram otot di serat otot yang terlalu banyak bekerja. 

Selain dengan menjaga hidrasi tubuh, belum ada metode lainnya yang manjur untuk mencegah kondisi ini.

5. Kondisi Medis Tertentu

Beberapa kondisi medis kronis juga dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami kram kaki kronis. Contohnya, penyakit diabetes, gagal ginjal kardiovaskular, gagal hati, hipotiroidisme, osteoarthritis, dan kerusakan saraf.

4 dari 4 halaman

Macam-Macam Penyebab Sering Kram Otot saat Tidur

6. Usia yang Lebih Tua (Lansia) 

Pertambahan usia juga cenderung menjadi faktor risiko kram kaki di malam hari. 

Sebuah ulasan dalam jurnal BMC Family Practice mencatat hingga 33 persen orang di atas 50 tahun mengalami kram kaki nokturnal kronis atau kram kaki saat tidur malam hari.

7. Kehamilan

Beberapa pendapat ahli juga mengaitkan hubungan antara kehamilan dan kram otot di malam hari. Hal ini sangat mungkin terjadi karena meningkatnya kebutuhan nutrisi, serta perubahan atau fluktuasi kadar hormon dalam tubuh selama kehamilan.

8. Efek Samping Pengobatan

Banyak obat mencantumkan kram otot sebagai efek samping. Beberapa di antaranya berhubungan langsung dengan kram kaki, yaitu:

  • Sukrosa besi intravena.
  • Naproxen.
  • Raloxifene.
  • Levalbuterol.
  • Albuterol atau ipratropium. 
  • Estrogen terkonjugasi.
  • Pregabalin.

 

Sumber: Klikdokter.com (Published: 31/1/2022)

Yuk, baca artikel macam-macam lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer