Sukses


15 Contoh Pantun Jenaka 2 Bait yang Bisa Bikin Tertawa

Bola.com, Jakarta - Pantun merupakan satu di antara karya sastra yang kerap dijumpai di berbagai acara seperti acara-acara adat, semisal pernikahan maupun acara program hiburan di televisi.

Di samping itu, ketika masih di bangku sekolah dulu, mungkin kita pernah diberi tugas untuk membuat sebuah pantun.

Dalam teorinya, pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Seiring berjalannya waktu, pantun memiliki beragam jenis. Satu di antara jenis pantun yang populer di kalangan masyarakat, yaitu pantun jenaka.

Pantun jenaka adalah jenis pantun yang dibuat hanya untuk lucu-lucuan dan memiliki tujuan menghibur para pendengarnya.

Tak jarang, pantun jenaka kerap digunakan untuk menyampaikan sindiran akan kondisi masyarakat yang dikemas dalam bentuk kalimat lucu.

Itulah mengapa, tanpa disadari kita kerap menjumpai pantun jenaka di berbagai acara hiburan sebagai bahan lawakannya. Jika kamu tertarik, di bawah ini ada beberapa contoh pantun jenaka dua bait yang bisa bikin tertawa.

Berikut ini 15 contoh pantun jenaka dua bait, dikutip dari laman Diedit dan Dosenpintar, Senin (16/1/2023).

2 dari 4 halaman

Contoh Pantun Jenaka Dua Bait

1. Jangan dirayu Bapak Raden,

Istrinya ngamuk enggak bisa konsen.

I love you till the end,

Semoga cintamu enggak pernah absen.

 

Sebelum adik menutup pintu,

Tolong bangunin kalau ada tamu.

Cita-citaku itu cuma satu,

Hidup bahagia bersama kamu.

 

2. Pangeran Bima membawa gada,

Pergi berperang di atas kuda.

Wajah manismu sungguh menggoda,

Tak mengapa walaupun janda.

 

Kain katun dibuat renda,

Lalu dipasang depan pagoda.

Walau dirimu sudah menjanda,

Namun cintaku padamu tetap di dada.

 

3. Buah mangga buah tomat,

Diletakkan di dalam kendi.

Terasa bau jika terlalu dekat,

Mungkinkah kamu belum mandi.

 

Menangkap ikan di air payau,

Dapat dua lepas sendiri.

Jangan malu ayo mengaku,

Berapa hari sudah tak mandi.

 

4. Sopir kereta namanya masinis,

Sambil duduk makan kue lapis.

Duhai nona yang amat manis,

Kasih tahu namamu, plisss!

 

Sopir kereta bajunya sama,

Duduk di depan minum jus pepaya.

Buat apa tanyakan nama,

Aku janda beranak dua.

 

5. Ada burung digigit lebah,

Sang lebah marah tak dapat makan.

Suasana rumah akan indah,

Kalau ayah tak pernah sungkan.

 

Burung terbang tak kenal lelah,

Tiba-tiba kaget disambar elang.

Siapa sangka ayah sedang jengah,

Melihat ibu sibuk menerawang.

3 dari 4 halaman

Contoh Pantun Jenaka Dua Bait

6. Ikan kecil di rawa-rawa,

Ikan belut nyangkut di jaring.

Perutku sakit menahan tawa,

Gigi palsu loncat ke piring.

 

Limau purut di tepi rawa,

Buah kuning dimakan badak.

Sakit perut sebab tertawa,

Melihat kucing duduk berbedak.

 

7. Buah jambu dimakan Ratih,

Enak dimakan bersama Ganu.

Hei kamu memang putih,

Tapi putih karena panu.

 

Anak sekolah namanya Ganu,

Mesin ketam terikat tali.

Biarlah putih karena panu,

Daripada hitam kayak kuali.

 

8. Ada ulat di buah alpukat,

Enggan dibunuh, dibuang sayang.

Jangan kau tatap aku lekat-lekat,

Dadaku berdebar seperti genderang.

 

Jika ada buah lainnya,

Niscaya alpukat ini kan kubuang.

Ternyata begini rasanya jatuh cinta,

Hatiku riang sedihku hilang.

 

9. Meracik jamu dicampur duku,

Duku disimpan di atas kasur.

Semenjak kamu tolak cintaku,

Sampai sekarang tak bisa tidur.

 

Kencur ditumbuk dibuat jamu,

Jamu berkhasiat enak rasanya.

Bukan bermaksud menolak kamu,

Tapi aku sudah ada yang punya.

 

10. Ke pulau Irian lihat daun acar,

Pohon kedondong ada di tepian.

Jika masih tak punya pacar,

Boleh dong kita jadian?

 

Minyak jojoba haluskan kuku,

Oles di rambut hilanglah kutu.

Jangan coba-coba merayu aku,

Abang itu sudah beranak satu.

4 dari 4 halaman

Contoh Pantun Jenaka Dua Bait

11. Berjamur sudah si buku tua,

Tak dibaca dan terbengkalai.

Tanggal tua tanpa uang belanja,

Tapi masih bisa makan gulai

 

Si buku mengamuk sambil meracau,

Akan dibuang ditungku arang.

Jika tak lekas minta angpau,

Perut lapar bisa meradang.

 

12. Tukang kayu memahat pintu,

Dapat uang malah merana.

Bukan saya melihat hantu,

Itu ibu pakai mukena.

 

Bergegas ia pergi ke seberang,

Kejar rezeki sampai jadi kaya.

Janganlah suka bikin kaget orang,

Kalau jantungan bisa bahaya.

 

13. Jalan-jalan ke beberapa tempat,

Dengan cuaca yang cerah.

Usiamu berkepala empat,

Tingkahmu bak bayi merah.

 

Kalau pelangi berwarna-warni,

Bintang muncul di malam ini.

Kalau tidak ingin dimarahi,

Kerjakan semua dengan kesungguhan hati.

 

14. Burung kepodang berkelahi,

Namun tampaknya saling bertanya.

Pantas saja dijauhi,

Rambut tebal banyak kutunya.

 

Burung kepodang melerai diri,

Takut dilempar pakai pedang.

Rajin keramas setiap hari,

Kutu mati hati pun riang.

 

15. Di sebelah barat terlihat bukit kemuning,

Dibagian timur ada rerumputan bisu.

Biarkan gigi asliku kuning,

Daripada muka putih dempul palsu.

 

Kipas angin selalu berputar,

Dinginnya sampai ketulang.

Lihat si Agung naik komedi putar,

Seperti akan bertemu nenek gayung.

 

Sumber: Diedit, Dosenpintar

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer