Mengenal Kontingen Korea dan Atlet Independen Asia

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 15 Agu 2018, 07:45 WIB
Kalau kamu nggak bisa dukung Asian Games 2018, maka kelakuannya jangan sampai kayak orang-orang ini, bikin malu! (Bola.com/Nick Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Menilik peserta Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, ada dua kontingen yang menarik perhatian, Korea Bersatu dan Atlet Independen Asia. 

Advertisement

Korea Bersatu merupakan gabungan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Gabungan Korsel dan Korut ini akan tampil pada tiga cabang olahraga, yaitu basket, kano, dan dayung. 

Dari tiga cabor di mana Korea bersatu itu, terdapat enam nomor event yang diperebutkan untuk perolehan medali, yakni basket putri (5x5), perahu naga putra dan putri, dayung LM4- putra, LM8+ putra, serta LW2X putri.

Bersatunya Korea Selatan dan Korea Utara di pentas olahraga ini bukan yang pertama. Sebelumnya, kedua negara berjuang dalam satu bendera unifikasi pada awal 2018. Kedua negara mengikuti upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin sebagai satu kontingen di belakang satu bendera, pada Februari 2018.

Sementara itu, Kontingen Atlet Independen Asia akan menggunakan bendera logo Dewan Olimpiade Asia (OCA). Kontingen ini dihuni oleh 31 atlet yang terdiri atas 26 atlet putra dan lima atlet putri.

Mereka merupakan atlet-atlet yang berasal dari Kuwait. Negara tersebut sedang menerima sanksi dilarang mengikuti kegiatan apap un yang berhubungan dengan Gerakan Olimpiade atau sejenisnya, seperti Asian Games, dalam jangka waktu tertentu.

Kuwait dijatuhi sanksi tersebut sejak 27 Oktober 2015 karena Komite Olimpiade Kuwait gagal dalam mengubah UU tentang olahraga yang disengketakan. Padahal Komite Olimpiade Internasional telah menetapkan tenggat waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut, namun Kuwait tidak mematuhinya.

Status Atlet Independen Asia sebelumnya pernah digunakan Timor Leste ketika mengikuti Olimpiade Sydney 2000. Ketika itu, Timor Leste masih dalam masa transisi setelah kemerdekaan dari referendum Indonesia.

Timor Leste tidak bisa bertanding dengan menggunakan nama Indonesia atau bendera negara mereka. Sebagai solusinya, Timor Leste bisa mengikuti Olimpiade dengan status kontingen Independent Olympic Athlete (IOA).

Kembali ke kasus Kuwait, para atlet dilarang menampilkan identitas seperti bendera dan lagu kebangsaan. Sebagai gantinya, di Asian Games 2018 nanti mereka akan menggunakan bendera lambang OCA.