Sukses


5 Momen Terbaik 30 Tahun Silvio Berlusconi di AC Milan

Bola.com — Tepat 20 Februari 2016, Silvio Berlusconi telah 30 tahun duduk di kursi presiden AC Milan. Selama tiga dekade menjadi pucuk pimpinan skuat Merah-Hitam, berbagai gelar juara pernah dirasakan mantan Perdana Menteri Italia tersebut.

Berlusconi menguasai saham mayoritas I Rossoneri pada 20 Februari 1986. Milan yang saat itu hampir bangkrut, mampu bangkit berkat suntikan dana dari Berlusconi. Beberapa pelatih top pernah diboyong Berlusconi ke San Siro, mulai dari Arrigo Sacchi, Fabio Capello, hingga Carlo Ancelotti.

Selain itu, gelontoran uang yang dikeluarkan pria 79 tahun tersebut membuat AC Milan mampu membeli pemain-pemain top Eropa, mulai dari trio Belanda, Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard, lalu Roberto Donadoni, Rui Costa, Flippo Inzaghi, Alessandro Nesta, Andriy Shevchenko, Ronaldinho, Zlatan Ibrahimovic, hingga Carlos Bacca.

Tak heran jika AC Milan pada era Berlusconi adalah yang terbaik. Total, 28 gelar juara termasuk tujuh trofi Piala/Liga Champions berhasil diraih Il Dioavolo Rosso di bawah kendali pria asal Italia tersebut.

"Ini adalah 30 tahun yang penuh dengan keajaiban. Kami telah memenangkan gelar lebih banyak dari siapa pun dan meraih lebih dari 363 juta pendukung di seluruh dunia," kata Berlusconi seperti dilansir La Gazzetta dello Sport.

"Di atas itu semua adalah cinta kami untuk AC Milan telah dilunasi dan memenuhi hati kami dengan kebahagiaan. Investasi kami di Milan dalam 30 tahun ini telah lebih dari 1,2 miliar euro," lanjutnya.

Sayang, krisis ekonomi dalam beberapa tahun terakhir membuat Berlusconi mulai berhemat dalam hal pengeluaran. Akibatnya, Milan seperti kehilangan taji baik di kompetisi domestik ataupun Eropa. I Rossoneri terakhir kali menjuarai Serie A pada musim 2010-2011, sedangkan di Liga Champions pada 2006-2007.

Demi bisa mengembalikan kejayaan AC Milan, Berlusconi siap menjual sahamnya kepada pengusaha asal Thailand, Bee Taechaubol. Akan tetapi, Berlusconi tak ingin kehilangan kendali atas klub yang telah dibesarkannya. Dia hanya akan melepas 48 persen sahamnya di Milan kepada Mr Bee.

Naik turun serta berbagai kontroversi menghiasai perjalanan karier Berlusconi sebagai presiden AC Milan. Dari sekian banyak momen yang diukir Berlusconi bersama Milan, Bola.com coba memilih lima yang terbaik.

Berikut ini adalah lima momen terbaik Silvio Berlusconi selama 30 tahun duduk sebagai presiden AC Milan:

1. Menunjuk Arrigo Sacchi sebagai pelatih


Berlusconi memilih Sacchi sebagai pelatih AC Milan pada awal musim 1987-88. Keputusan Berlusconi menunjuk Sacchi sebagai allenatore skuat Merah-Hitam sempat menjadi perdebatan. Sebab, pria asal Italia itu tidak memiliki karier cemerlang sebagai pesepak bola, namun diprediksi bakal gagal ketika melatih sebuah klub.

Akan tetapi, Berlusconi mengabaikan kritikan tersebut dan memberikan dukungan penuh kepada Sacchi. Hingga akhirnya, Sacchi yang mengandalkan formasi 4-4-2 dengan memadukan taktik Catenaccio dan Total Football, mampu membalas kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan prestasi gemilang.

Di bawah asuhan Sacchi dari 1987 hingga 1991, AC Milan sukses merengkuh sembilan gelar juara, termasuk satu trofi Serie A (1987-1988) dan dua titel juara Piala Champions dua musim secara beruntun, yakni 1988-89 serta 1989-90.

2. Menjuarai Piala Champions musim 1988-89


Saat membeli saham mayoritas AC Milan, Berlusconi berambisi membawa Il Diavolo Rosso kembali berjaya di kompetisi Eropa. Apalagi, Milan telah 20 tahun puasa gelar Piala Champions.

Penantian itu pun akhirnya usai pada musim 1988-89. I Rossoneri yang dilatih Sacchi berhasil menjadi kampiun Piala Champions setelah membungkam Steaua Bucharest, empat gol tanpa balas dalam laga final yang dihelat di Camp Nou. Keempat gol Milan disarangkan Ruud Gullit pada menit ke-18 dan 39, serta Marco van Basten menit ke-27 dan 47.

"Kemenangan 4-0 atas Steaua Bucharest dalam final Piala Champions di Barcelona tidak terlupakan. Saya tidak akan lupa melihat Camp Nou dipenuhi bendera Rossoneri. Tidak hanya tim, semua suporter Milan memenangkan trofi itu," kenang Berlusconi.

3. Membungkam Barcelona di Final Liga Champions musim 1993-94


Selepas Sacchi, AC Milan di bawah kepemimpinan Berlusconi juga memiliki pelatih hebat lainnya, yakni Fabio Capello. Diasuh Capello dari 1991 hingga 1996, Milan menjadi tim yang ditakuti baik di Italia dan Eropa.

Bahkan, I Rossoneri mendapat julukan Gli Invicibli, karena tak terkalahkan dalam 58 pertandingan di seluruh ajang kompetisi dari 19 Mei 1991 hingga 21 Maret 1993. Tak heran jika Capello adalah salah satu pelatih tersukses pada era Berlusconi, karena mampu membawa Milan meraih delapan gelar juara.

Salah satu prestasi terbaik Capello adalah menjuarai Liga Champions musim 1993-94. Menghadapi Barcelona dalam partai final yang berlangsung di Olympic Stadium, Athena, Yunani, 18 Mei 1994, AC Milan yang tak diunggulkan mampu menang 4-0. Bagi Berlusconi, itu adalah trofi ketiganya di Piala/Liga Champions sebagai bos Milan.

4. Kemenangan terbesar dalam Derby della Madonnina


Duel kontra Inter Milan kerap menguras emosi dan tenaga. Berlusconi pun selalu menyempatkan diri untuk menyaksikan langsung laga bertajuk Derby della Madoninna tersebut.

Salah satu laga yang paling berkesan bagi Berlusconi adalah pertandingan pekan ke-30 Serie A musim 2000-01. I Rossoneri yang bertindak sebagai tim tamu berhasil melumat Il Biscione, enam gol tanpa balas. Keenam gol Milan disarangkan Gianni Comandini pada menit ke-3 dan 19, Federico Giunti pada menit ke-51, Andriy Shevchenko pada menit ke-57 dan 68, serta Serginho pada menit ke-81.

Sayangnya, AC Milan gagal menutup musim tersebut sebagai juara. Skuat Merah-Hitam hanya mampu finis di peringkat keenam klasemen akhir Serie A dengan mendulang 49 poin atau tertinggal 26 poin dari AS Roma yang keluar sebagai kampiun.

5. Balas dendam kepada Liverpool di Liga Champions


AC Milan merupakan salah satu tim unggulan di Liga Champions musim 2004-2005. Mengandalkan Cafu, Paolo Maldini, Clarence Seedorf, Kaka, hingga Andriy Shevchenko, I Rossoneri berhasil melenggang hingga ke final dan menghadapi Liverpool di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Turki, pada 25 Mei 2005.

Milan pun mengawali laga dengan baik karena unggul 3-0 atas Liverpool pada babak pertama. Tiga gol AC Milan disarangkan Maldini pada menit ke-1 dan Hernan Crespo pada menit ke-39 serta 44. Akan tetapi, Il Diavolo Rosso lengah pada interval kedua hingga membuat The Reds mampu menyamakan angka berkat gol Steven Gerrard pada menit ke-54, Vladimir Smicer pada menit ke-56, dan Xabi Alonso pada menit ke-60.

Skor 3-3 bertahan hingga 2x45 menit usai dan perpanjangan waktu. Ambisi AC Milan meraih gelar juara akhirnya kandas setelah kalah 2-3 dari Liverpool lewat drama adu penalti.

Dua tahun berselang atau Liga Champions musim 2006-07, Milan kembali bersua Liverpool di final yang dihelat di Olympic Stadium, Athena, Yunani, 23 Mei 2007. Kali ini, I Rossoneri yang keluar sebagai juara sekaligus meraih trofi Liga Champions yang ketujuh.

AC Milan sukses membungkam Liverpool dengan skor 2-1. Sepasang gol Milan dicetak Filippo Inzaghi pada menit ke-45 dan 82. Sementara itu, gol tunggal The Reds disarangkan Dirk Kuyt pada menit ke-89.

"Kalah dari Liverpool di Istanbul setelah unggul 3-0 pada babak pertama, menjadi momen terburuk. Namun, kami sudah melupakan hal tersebut berkat dua gol Pippo Inzaghi di final melawan Liverpool, dua tahun kemudian," ujar Berlusconi.

28 titel juara Silvio Berlusconi selama 30 tahun menjabat Presiden AC Milan:
2 Trofi Piala Intercontinental (1989 dan 1990), 1 Trofi Piala Dunia Antarklub (2007), 5 Trofi Piala/Liga Champions (1989, 1990, 1994, 2003, 2007), 5 Trofi Piala Super Eropa (1989, 1990, 1995, 2003, 2007), 8 Trofi Serie A (1988, 1992, 1993, 1994, 1996, 1999, 2004, 2011), 1 Trofi Coppa Italia (2003), dan 6 Trofi Piala Super Italia (1989, 1992, 1993, 1994, 2004, 2011).

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Prancis dengan kualitas HD di sini

Video Populer

Foto Populer