Sukses


Alasan PSIS Berusaha Keras Mencari Asuransi Kesehatan yang Memproteksi Pemain dari Risiko COVID-19

Bola.com, Semarang - Manajemen PSIS Semarang masih terus mematangkan berbagai bentuk persiapan jelang melanjutkan Liga 1 2020. Menunggu kepastian jadwal kompetisi yang lebih detail, manajemen PSIS berusaha mencari asuransi kesehatan untuk skuat Mahesa Jenar.

PSIS Semarang memang masih menunggu detail jadwal pelaksanaan lanjutan Liga 1 2020. Sembari menunggu, manajemen PSIS ternyata sudah memikirkan rencana untuk memberikan proteksi kepada para pemain dan ofisial sebagai langkah antisipasi terhadap risiko COVID-19.

PSIS tengah berhitung mengenai anggaran ketika kompetisi berlanjut saat pandemi COVID-19 belum benar-benar mereda. Tiga tim khusus telah dibagi oleh manajemen, yakni tim untuk renegosiasi kontrak para pemain, tim kepanpelan untuk memungkinkan pertandingan di Semarang, serta tim Rancangan Anggaran Belanja (RAB).

"Sampai saat ini kami belum menentukan sikap setelah adanya SK PSSI. Tidak mudah, walaupun PSSI pasti ingin mengikuti kompetisi," ujar CEO PSIS Semarang, Alamsyah Satyanegara Sukawijaya, Selasa (7/7/2020)

Pria yang akrab disapa Yoyok Sukawi ini merasa tak mudah untuk mempersiapkan segala sesuatu selama dampak dari pandemi virus corona masih kerap timbul. Hambatan yang paling sulit menurutnya adalah menjamin kesehatan seluruh elemen tim PSIS Semarang pada kondisi sekarang ini.

 

Video

2 dari 2 halaman

Mencari Asuransi dan Alasannya

PSIS Semarang saat ini tengah berusaha mencari asuransi kesehatan yang mau diajak bekerja sama. Yoyok Sukawi mengaku sampai saat ini masih dalam pembicaraan dengan penyedia asuransi kesehatan, yang hingga saat ini belum ada yang bersedia.

Alasannya, PSIS Semarang memang mencari asuransi yang khusus memproteksi dari risiko COVID-19. Dan PSIS memerlukan asuransi tersebut karena merasa akan sangat terbebani jika pada akhirnya harus menanggung biaya rumah sakit tanpa asuransi jika ada anggota skuat yang terinfeksi.

"Minimal ada jaminan kesehatan bagi pemain, jika ada yang terdampak COVID-19. Kalau di RSUD bisa gratis, tapi pemain minimal harus ruangan kelas 1 atau VIP dan artinya harus dengan biaya mandiri. Kalau kami hitung minimal Rp20 juta per hari," ujar Yoyok menjelaskan.

"Kalau klub dibebani hal seperti itu, tentu tidak akan mampu. Kemudian COVID-19 butuh minimal dua pekan untuk pemulihan. Akan lebih mahal dari nilai kontrak pemain. Karena itu kami masih mencari asuransi kesehatan yang bisa bekerja sama untuk hal ini," ujarnya.

 

Video Populer

Foto Populer