Sukses


5 Pelatih Top yang Bisa Gantikan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia: Prestasi Tim Garuda Bakal Terdongkrak?

Bola.com, Jakarta - Durasi kerja Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia dan Timnas U-23 akan berakhir pada Juni 2024. Meski begitu, pembahasan kontrak baru pelatih asal Korea Selatan tersebut sudah dilakukan oleh PSSI.

Pelatih berusia 53 tahun tersebut diperkenalkan sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 28 Desember 2019. Shin Tae-yong ditunjuk menggantikan Simon McMenemy untuk menangani Tim Garuda.

PSSI yang saat itu dipimpin oleh Mochamad Iriawan memberinya kontrak berdurasi empat tahun. Artinya, akhir bulan lalu kontrak STY sudah berakhir. Namun, dia masih akan melanjutkan tugasnya hingga Piala Asia U-23 2024 usai.

Sejauh ini, Shin Tae-yong belum pernah sekalipun membawa Timnas Indonesia senior, Timnas U-20, dan Timnas U-23 meraih titel juara. Saat ini, pencapaian terbaiknya adalah membawa Tim Garuda lolos hingga 16 besar Piala Asia 2023.

Dengan kontrak yang segera berakhir, Shin Tae-yong dianggap masih layak mendapatkan perpanjangan durasi kerja, karena membawa dampak positif bagi penampilan Timnas Indonesia. Namun, tidak sedikit yang beranggapan jika STY tak pantas dipertahankan.

Jika akhirnya kontrak Shin Tae-yong tak diperpanjang, PSSI bisa mempertimbangkan sejumlah pelatih top untuk menangani Timnas Indonesia. Berikut ini lima di antaranya.

---

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Luis Milla

Nama pelatih pertama yang bakal mendapat sambutan hangat apabila menjadi pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia ialah Luis Milla Aspas.

Pelatih asal Spanyol itu memang punya kenangan yang cukup indah bersama pendukung Timnas Indonesia, sekali pun belum ada prestasi berarti yang diraih.

Satu-satunya prestasi yang bisa dipersembahkan Luis Milla ialah membawa skuad Garuda Muda merebut medali perak SEA Games 2017.

Namun, saat menukangi Timnas Indonesia pada medio 2017-2018, eks-pelatih Timnas Spanyol U-21 itu mampu membuat skuad Garuda menyajikan permainan yang menarik.

Momen itu tepatnya terjadi ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Dengan mengandalkan pemain-pemain muda, Milla sukses memberikan sajian yang enak ditonton.

Namun demikian, saat masuk bursa calon pelatih Timnas Indonesia pada 2019, Milla tak berani menggaransi gelar juara bagi Timnas Indonesia. Adapun hal itu lah yang kemudian disanggupi Shin Tae-yong.

 

3 dari 6 halaman

Antonio Conte

Saat ini, pelatih asal Italia tersebut berstatus tanpa klub alias pengangguran. Klub terakhir yang ditangani Conte adalah Tottenham Hotspur pada Maret 2023.

Dengan segudang pengalaman dan prestasi yang dimiliki, Antonio Conte bisa menjadi pilihan tepat untuk mengasuh Timnas Indonesia. Dikenal dengan gaya melatih yang keras, Conte bisa mendongkrak fisik pemain Tim Garuda agar mampu bersaing meraih titel juara di berbagai ajang.

Namun, PSSI tidak akan mudah merayu Antonio Conte agar mau duduk di kursi pelatih Timnas Indonesia. Eks pemain Juventus tersebut tentu masih ingin menjalani kariernya di Eropa.

Selain itu, Conte juga memiliki bayaran yang tak murah. Saat masih mengasuh Tottenham Hotspur, Antonio Conte kabarnya mendapat bayaran 15 juta poundsterling (Rp 299 miliar) per tahun.

 

4 dari 6 halaman

Akira Nishino

Kandidat selanjutnya adalah Akira Nishino. Sosok Akira sempat disebut-sebut bakal menjadi Direktur Teknik PSSI menggantikan posisi Indra Sjafri.

Teranyar, pelatih berusia 68 tahun itu masuk bursa calon pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia. Akira Nishino memiliki rekam jejak cukup mentereng di dunia racik strategi.

Dia sempat dipercaya Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) untuk membesut Timnas Jepang di Piala Dunia 2018. Kiprah Samurai Biru di Piala Dunia 2018 Rusia juga tidak buruk-buruk amat.

Akira Nishino sukses membawa timnya lolos ke babak 16 besar. Sayang, Jepang gagal melaju ke perempat final setelah kandas di tangan Belgia.

Nishino punya nama besar di sepak bola Jepang. Tidak hanya di tim nasional, Dia mengukir beberapa prestasi mentereng di level klub bersama Gamba Osaka pada medio 2002 hingga 2011.

Peraih gelar Japan Football Hall of Fame pada 2019 itu bisa menjadi opsi terbaik jika Shin Tae-yong benar-benar bercerai dengan Timnas Indonesia.

Kebetulan, Akira Nishino kini sedang menganggur setelah kali terakhir melatih Timnas Thailand pada 2021 silam.

 

5 dari 6 halaman

Giovanni van Bronckhorst

Van Bronckhorst merupakan mantan bek Timnas Belanda. Setelah memutuskan pensiun pada akhir musim 2009/2010, Giovanni van Bronckhorst menjalani karier di dunia kepelatihan.

Tim pertama yang diasuh eks pemain Barcelona tersebut adalah Feyenoord pada 18 Mei 2015 sampai 19 Mei 2019. Setelah itu, dia menjabat sebagai pelatih Guangzhou R&F (Januari 2020-Desember 2020), dan Rangers (18 November 2021-21 November 2022).

Giovanni van Bronckhorst pun bisa menjadi opsi ideal untuk mengasuh Timnas Indonesia. Selain memiliki darah Indonesia, tepatnya Maluku, dia juga bisa berkomunikasi dengan pemain naturalisasi Tim Garuda yang kebanyakan berasal dari Belanda.

Kans PSSI merayu Van Bronckhorst agar mau melatih Timnas Indonesia cukup terbuka. Sebab, sang pelatih saat ini berstatus tanpa klub setelah dipecat Rangers.

 

6 dari 6 halaman

Jose Mourinho

Nama yang satu ini bukan sosok pelatih kaleng-kaleng. Beragam prestasi mentereng mampu diukir Jose Mourinho bersama FC Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, Manchester United, hingga AS Roma.

Namun setelah memutuskan berpisah dengan Roma pada 16 Januari 2024, Mourinho berstatus tanpa klub. Dia pun dikaitkan dengan sejumlah klub elite Eropa, mulai dari Barcelona, Liverpool, hingga Paris Saint-Germain.

PSSI pun bisa coba merayu Mourinho untuk menerima tawaran mengasuh Timnas Indonesia. Apalagi, The Special One belum pernah menjalani karier sebagai pelatih timnas.

Jika situasi tersebut terwujud, Jose Mourinho diprediksi mampu membawa Timnas Indonesia menorehkan prestasi, minimal di kancah Asia.

Video Populer

Foto Populer