Sukses


Profil Klub ISC 2016: Pusamania Borneo FC

Bola.com, Samarinda - Pusamania Borneo FC merupakan klub baru di pentas persepak bolaan Tanah Air. Klub asal Samarinda, Kalimantan Timur itu baru berdiri pada 7 Maret 2014.

Pesut Etam muncul karena berawal dari ketidakpuasan suporter terhadap Putra Samarinda (sekarang Bali United FC), yang tak kunjung berprestasi. Alhasil, Pusamania, julukan suporter Pusam, berinisiatif mendirikan klub sepak bola.

Langkah pertama yang ditempuh adalah melakukan akuisisi kepemilikan terhadap salah satu klub Madura, Perseba Super. Digawangi pentolan suporter, Nabil Husein Said Amin, Perseba Super berganti nama menjadi Pusamnia Borneo FC dengan perusahaan pengelola, PT Nahusam Pratama Indonesia.

Sejak berganti nama, Borneo FC rajin mendatangkan pemain dengan nama besar demi mengejar ambisi tampil di kompetisi kasta tertinggi. Strategi transfer itu terbukti sukses menghadirkan prestasi dalam waktu singkat.

Tiga pemain asing macam Danilo Fernando dan Fernando Soler berhasil didatangkan dan hasilnya tim yang kala itu diarsiteki, Iwan Setiawan promosi di akhir musim. Pada partai final, Borneo FC berhasil mengalahkan tim asal Papua, Persiwa Wamena dengan skor tipis 2-1.

Sayang, saat naik kasta ke ISL, Pestu Etam tak bisa unjuk gigi lebih jauh lagi karena sepak bola Indonesia dibekukan oleh Menpora, Imam Nahrawi pada 17 April 2015. Setelah itu, sepak bola Indonesia pun mati suri akibat sanksi FIFA yang jatuh pada 30 Mei 2015.

Pusamania Borneo FC (PBFC)

Terhentinya kompetisi memaksa Borneo FC tampil di beberapa turnamen. Setelah gagal menjadi juara di Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman, tim yang kini diarsiteki Dragan Djukanovic muncul sebagai juara di Piala Gubernur Kaltim.

Kini, jelang bergulirnya  Torabika Soccer Championship 2016, Presiden klub Borneo FC, Nabil Husein kembali mendatangkan beberapa pemain bintang ke tim. Yang paling anyar, Borneo FC merekrut dua pemain timnas, Zulkifli Syukur (Mitra Kukar) dan Dian Agus Prasetyo (Sriwijaya FC).

Kedatangan dua pemain ini melengkapi skuat yang sudah diperkuat Alfin Tuasalamony, Ponaryo Astaman, Lerby Eliandry, Sultan Samma, dan dua pemain muda, Terens OWang Puhiri serta Arphany.

Dengan materi pemain yang ada, Borneo FC diperkirakan bisa menjadi tim kuda hitam dalam persaingan di papan atas  Torabika Soccer Championship 2016.

Data Klub

Berdiri: 7 Maret 2014
Stadion: Segiri, Samarinda

Prestasi: Juara Divisi Utama 2014, Semifinalis Piala Wali Kota Padang 2015, Babak Delapan Besar Piala Presiden 2015, Juara Piala Gubernur Kalimantan Timur 2016, Semi Finalis Piala Jenderal Sudirman 2016.

Kiper: Dian Agus Prasetyo, Nadeo Argawinata, Gianluca Pandenuwu, Awan Setho Rahardjo

Belakang: Leonard Tupamahu, Diego Michiels, Gavin Kwan Adsit, Zulkifli Syukur, Alfin Tuasalamony, Lopenda, Saeful Anwar

Tengah: Sandi Sute, Ponaryo Astaman, Hermansyah Muchlis, Tarik Boschetti, Sultan Samma, Jefri Kurniawan, Fandi Ahmad, Arphany, Terens Puhiri, Hendra Ridwan, Edilson Tavarez, Aditya Putra Dewa, Wahyudi Hamisi, Hermansyah Muchlis, Mubarak Ghasim

Depan: Lerby Eliandry, Jajang Mulyana, Febri Hamzah

2 dari 3 halaman

1

PEMAIN BINTANG: TERENS PUHIRI

Meski masih muda, Terens Puhiri layak dikategorikan sebagai pemain bintang di Pusamnia Borneo FC. Selain loyal, penampilan anak muda asal Papua di lapangan hijau mampu memebrikan warna lain dalam permainan Borneo FC.

Hal itu diperlihatkan pemain sayap lincah berusia 19 tahun di Piala Gubernur Kaltim. Terens berhasil menyabet gelar pemain terbaik setelah menyingkirkan sembilan nomine lainnya, termasuk dua rekan setimnya, Sultan Samma dan Arphany.

Pemain PBFC, Terens Puhiri, mengontrol bola saat menghadapi PS TNI pada laga Piala Jenderal Sudirman di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (18/11/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pemain yang mempunyai nama lengkap Terens Owang Puhiri ini lahir di Jayapura 19 tahun silam. Karier juniornya dimulai pada tahun 2007 saat masuk ke SSB Numbay Star Papua. Pada tahun 2011 ia memperkuat SAD Indonesia ke Paraguay dan sekembalinya ke Indonesia langsung direkrut Putra Samarinda U-21.

Baru pada tahun 2015, Terens dilirik Borneo dan keputusan itu tidak salah. Hingga saat ini, ia sukses menjadi bagian tim inti Borneo FC dengan usia yang masih sangat muda.

Dengan kemampuan dan kecepatan yang dimilikinya, Terens bakal menyita perhatian pencinta sepak bola di Tanah Air sepanjang berlangsungnya ISC 2016.

3 dari 3 halaman

2

PELATIH: DRAGAN DJUKANOVIC

Borneo FC termasuk tim yang paling sering berganti pelatih. Hingga saat ini Pesut Etam tercatat telah memakai jasa lima pelatih berbeda sejak tampil di Divisi Utama 2015. Keeenam pelatih itu adalah Iwan Setiawan, Arcan Iurie, Kas Hartadi, Tony Ho, dan Basri Badrussalam.

Kini Pesut Etam pun mendatangkan pelatih asal Montenegro, Dragan Djukanovic untuk melatih Deigo Michiels dkk. Indonesia Soccer Championship (ISC) A yang akan mulai diputar 29 April mendatang.

Jajaran pelatih PBFC: Basri Badrussalam (asisten pelatih), Herman Kardiaman (pelatih kiper), Dragan Djukanovic (pelatih kepala), Rade Novovic (asisten pelatih), Ahmad Amiruddin (asisten pelatih). (Liputan6.com/Istimewa/Dok. PBFC)

"Kami merasa cocok dengan apa yang dipaparkan Dragan, bagaimana ia membentuk tim dan kami ingin Borneo FC punya gaya baru. Rekam jejaknya pun tidak masalah bagi kami," ucap Nabil saat dikontak bola.com.

Semasa jadi pemain, Dragan pernah mencicipi pertarungan di Timnas Yugoslavia U-21. Pengalaman itulah yang diharapkan bisa membawa dampak positif di Samarinda. Terlebih, saat ini memang ada tren pelatih asing dari Eropa Timur dan Tenggara yang mendominasi klub Indonesia.

Dragan menambah daftar pelatih Eropa Timur dan Tenggara di Indonesia, setelah sebelumnya ada Dejan Antonic (Serbia) dan Milomir Seslija dari Bosnia.

Sebelum resmi diplot sebagai pelatih Borneo FC, Djukanovic melatih klub Montenegro, FK Lovcen. Ia pamit dengan klub tersebut usai takluk 0-4 dari FK Buducnost Podgorica.

Video Populer

Foto Populer