Sukses


Jeritan Hati 8 Pemain Naturalisasi soal Regulasi Erick Thohir di BRI Liga 1: Kalau Main di Timnas, Kami Dianggap Orang Indonesia

Bola.com, Jakarta - Para pemain naturalisasi menjerit. Mereka tidak terima dengan rencana regulasi baru di BRI Liga 1 dan Liga 2 musim depan.

Ketua PSSI, Erick Thohir tengah menggodok aturan pembatasan pemain naturalisasi di kompetisi profesional dengan setiap klub maskimal mempunyai satu personel.

Sedikitnya delapan pemain naturalisasi mengungkapkan isi hatinya di akun Instagramnya ketika kebijakan ini mencuat. Mereka merasa didiskriminasi dan diperlakukan tidak adil.

Stefano Lilipaly, misalnya, pemain yang sudah dinaturalisasi sejak 2011 itu beranggapan "dinilai sebagai pemain Indonesia ketika membela timnas, tapi pemain naturalisasi saat bermain di kompetisi."

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 15 halaman

Naturalisasi Lewat 2 Jalur

Padahal, darah Indonesia kental dalam tubuh Lilipaly. Ayahnya berasal dari Ambon, Maluku. Gelandang Borneo FC Samarinda tersebut telah berkarier penuh di Indonesia sejak 2017.

Sejumlah pemain naturalisasi mendapatkan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) melalui jalur keturunan dan kepentingan Timnas Indonesia seperti Lilipaly dan Ezra Walian.

Namun, ada pula yang melalui mekanisme tinggal lima tahun secara berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut di Indonesia dan menikahi wanita Indonesia semisal Ilija Spasojevic serta Alberto Goncalves.

3 dari 15 halaman

Ungkapan Marc Klok

"Kami WNI dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama. Namun, kami merasa peraturan tersebut mendiskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi," ungkap pemain naturalisasi Persib Bandung, Marc Klok dalam akun @marcklok.

"Kami memilih Indonesia karena kami mencintai negara ini dan berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas sepak bola di sini."

"Kami berharap kompetisi yang ramah bagi semua pemain. Terlepas dari asal mereka dan latar belakang mereka," tutur pesepak bola yang dinaturalisasi pada 2020 tersebut.

4 dari 15 halaman

Alasan Erick Thohir

Sementara itu, Erick Thohir mengungkapkan latar belakang niatan untuk membatasi pemain asing. Pria berusia 52 tahun itu ingin memberikan ruang bagi pemain lokal.

"PSSI mengambil posisi. Kalau bisa dan harus bisa, pemain naturalisasi hanya satu. Kalau tidak, kapan pemain Indonesia akan bermain?" ujar Erick Thohir.

"Liga 2 juga bersepakat untuk menaikkan kelas dengan maksimal satu pemain naturalisasi. Jangan karena naturalisasinya mudah, tahu-tahu klub memiliki tujuh pemain naturalisasi di Liga 2," ungkapnya.

5 dari 15 halaman

Ironi dengan Penambahan Kuota Pemain Asing

"Mengapa pembatasan naturalisasi kami dorong menjadi satu, supaya jangan tiba-tiba sebelas orang yang bermain, ada lima pemain asing ditambah enam pemain naturalisasi," papar Erick Thohir.

"Artinya apa? Bukan orang kita semua. Iya kalau pemain naturalisasinya mau bermain untuk Timnas Indonesia. Makanya kami bikin batasan-batasan," ucapnya.

Namun, gagasan pengetatan jumlah pemain naturalisasi menjadi ironi karena PSSI malah merancang untuk menambah jumlah pemain asing dari 3+1 menjadi 5+1 mulai BRI Liga 1 musim depan.

6 dari 15 halaman

Jeritan Hati Pemain Naturalisasi

7 dari 15 halaman

Ezra Walian (Persib Bandung)

Kebangsaan Indonesia. Keluarga Indonesia. Tinggal di Indonesia. Kenapa bermain di klub menjadi naturalisasi? Kalau bermain di Timnas Indonesia, WNI. Kalau bermain di klub, pemain naturalisasi.

8 dari 15 halaman

Victor Igbonefo (Persib Bandung)

Kalau bermain di Timnas Indonesia, WNI. Kalau bermain di klub, pemain naturalisasi.

9 dari 15 halaman

Marc Klok (Persib Bandung)

Kami WNI dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama. Namun, kami merasa peraturan tersebut mendiskriminasi kami sebagai warga negara naturalisasi. Kami memilih Indonesia karena kami mencintai negara ini dan berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas sepak bola di sini. Kami berharap kompetisi yang ramah bagi semua pemain. Terlepas dari asal mereka dan latar belakang mereka.

10 dari 15 halaman

Stefano Lilipaly (Borneo FC Samarinda)

Kalau bermain untuk Timnas Indonesia, kita orang Indonesia. Saat bermain di kompetisi, kita orang 'naturalisasi'.

11 dari 15 halaman

Diego Michiels (Borneo FC Samarinda)

Keluarga dari Indonesia. Darah saya Indonesia. Istri saya orang Indonesia. Anak-anak saya orang Indonesia. Paspor saya Indonesia. Tinggal di Indonesia. Bayar pajak setiap bulan untuk Indonesia. Dianggap orang Indonesia saat membela Timnas Indonesia. Tapi sekarang? Diangga orang luar? Oke siap!

12 dari 15 halaman

Alberto Goncalves (Madura United)

Waktu di Timnas Indonesia, kita pemain lokal. Sekarang di kompetisi, kita menjadi naturalisasi. Kuota satu atau dua. Coba hargai kita dan semua yang kita buat untuk negara ini.

13 dari 15 halaman

Ilija Spasojevic (Bali United)

Sepak bola adalah olahraga global yang merayakan keberagaman. Peraturan yang beredar baru-baru ini bertentangan dengan semangat ini. Kami berharap semua pihak dapat mempertimbangkan kembali peraturan ini dan membuat kompetisi yang adil serta inklusif untuk semua pemain. #forbetterindonesiafootball

14 dari 15 halaman

Herman Dzumafo (FC Bekasi City)

Entah apa yang merasuki orang ini? Supaya apa bos coba? Ooo supaya dibilang ada perubahan ya. Mana janji manismu.

15 dari 15 halaman

Intip Posisi Tim Favoritmu di Bawah Ini

Video Populer

Foto Populer