5 Alasan Cristiano Ronaldo Menderita Bermain di Juventus, Musim ke-2 Jadi Neraka bagi CR7

oleh Ario Yosia diperbarui 23 Jun 2020, 08:50 WIB
Cristiano Ronaldo (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Nama Cristiano Ronaldo terus dibicarakan beberapa hari terakhir ini. CR7 dianggap gagal mencapai level permainan terbaiknya bersama Juventus, yang jelas mengecewakan.

Pembicaraan ini mulai memanas setelah Juve harus menyerah dari Napoli di final Coppa Italia beberapa hari lalu. Juve seharusnya jadi unggulan meraih juara, tapi mereka tidak berdaya di babak adu penalti dan mengaku kalah.

Advertisement

Kegagalan inilah yang membuat nama Ronaldo melambung, meski untuk alasan yang tidak baik. Ronaldo dianggap tidak bisa jadi pembeda, tidak bisa memikul beban tim.

Fans Juve mungkin berhak berpandangan seperti itu, tapi mereka pun harus memahami bahwa kesulitan Ronaldo bukan hanya karena dirinya sendiri. Ada pula faktor eksternal yang tidak bisa dia kontrol.

Singkatnya, ada 5 alasan mengapa Cristiano Ronaldo gagal mencapai level terbaiknya di Juventus sehingga ia benar-benar menderita di klub ini.

Video

2 dari 6 halaman

Kurang Dukungan dari Rekan Setim

Striker Juventus, Cristiano Ronaldo, tampak kecewa usai ditaklukkan Napoli pada laga final Coppa Italia di Stadion Olympic, Roma, Rabu (17/6/2020). Cristiano Ronaldo kembali gagal membawa Juventus meraih juara usai kalah adu penalti dari Napoli. (AFP/Filippo Monteforte)

Selama membela Madrid, Ronaldo selalu mendapatkan bantuan dari beberapa pemain untuk mencapai minimal 40 gol dalam semusim. Sekarang, di Juventus, tidak banyak pemain yang bisa membantunya mencetak banyak gol.

Bahkan, rasanya masuk akal menyebut level Juve yang sekarang masih ada di bawah Madrid yang bersinar bersama Ronaldo beberapa tahun lalu. Itulah faktanya, fans Juve harus rela mengakui.

Jika alasan ini terbukti benar, berarti Juve harus mencari cara untuk mendatangkan lebih banyak pemain yang bisa membantu Ronaldo mencetak lebih banyak gol.

3 dari 6 halaman

Tim Lebih Penting dibanding Individu

Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, memberikan instruksi kepada Cristiano Ronaldo pada laga Serie A di Stadion Allianz, Turin, Minggu (15/12). Juventus menang 3-1 atas Udinese. (AFP/Isabella Bonotto)

Sayangnya, Ronaldo tidak ditangani pelatih yang berpikir bahwa dia harus jadi pemain utama yang memikul semua beban dalam pertandingan.

Bos Juve sekarang, Sarri, tidak pernah mengistimewakan salah satu pemain tertentu, bahkan jika pemain itu Ronaldo. Dia hanya mencoba merancang tim untuk menemukan keseimbangan dalam bertahan dan menyerang.

Ronaldo pun tahu bahwa dia harus bermain untuk tim, bahkan dia melakukannya untuk Madrid. Hanya, bedanya di Madrid dia memang diistimewakan.

4 dari 6 halaman

Gelar Liga Champions Menjauh

Penyerang Real Madrid Cristiano Ronaldo menggendong trofi sambil menunjukkan lima jarinya usai menjadi juara Liga Champions di Stadion NSK Olimpiyskiy, Ukraina (26/5). (AP/Pavel Golovkin)

Tidak ada yang perlu disembunyikan, satu-satunya alasan Juve mendatangkan Ronaldo adalan untuk mewujudkan ambisi mereka menjuarai Liga Champions. Juve tak butuh Ronaldo jika hanya ingin menjuarai Serie A.

Sayangnya, level Liga Champions sejak musim lalu jauh lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Sekarang ada banyak tim-tim kuat yang punya peluang besar, termasuk tim-tim Inggris seperti Liverpool dan Manchester City.

Biasanya saingan tersulit Juve hanya datang dari Spanyol, entah Real Madrid atau Barcelona. Sekarang, ada penatang dari Inggris yang juga merepotkan.

5 dari 6 halaman

Serie A Terlalu Defensif

Striker Juventus, Cristiano Ronaldo, berebut bola dengan bek Bologna, Ibrahima Mbaye, pada laga Serie A Italia di Stadion Juventus, Turin, Sabtu (19/10). Juventus menang 2-1 atas Bologna. (AFP/Marco Bertorello)

  Sehebat apa pun, striker yang baru tiba di Serie A niscaya kesulitan. Mereka bakal berhadapan dengan kualitas pertahanan yang jauh lebih baik, bahkan untuk tim-tim kelas menengah ke bawah.

Karena itulah torehan gol Ronaldo musim lalu tidak terlalu baik. Angkanya meningkat musim ini, tapi masih jauh dari level Ronaldo yang biasanya.

Singkatnya, Ronaldo tidak akan bisa mencetak banyak gol semudah di Premier League dan La Liga. Dia sudah memahami itu, yang sayangnya juga dipersulit faktor-faktor lainnya.

6 dari 6 halaman

Usia Tak Bisa Dibohongi

Striker Juventus, Cristiano Ronaldo, tampak kecewa usai ditaklukkan Napoli pada laga final Coppa Italia di Stadion Olympic, Roma, Rabu (17/6/2020). Cristiano Ronaldo kembali gagal membawa Juventus meraih juara usai kalah adu penalti dari Napoli. (AFP/Filippo Monteforte)

Ronaldo tidak lagi muda, dia sudah 35 tahun. Meski daya tahan fisiknya luar biasa, harus diakui bahwa Ronaldo yang sekarang tidak sehebat beberapa tahun lalu.

Kapten Timnas Portugal ini mungkin masih akan bermain di level tingi sampai beberapa tahun ke depan, tapi sepertinya fans Juve harus berhenti berharap Ronaldo bakal bermain sama gesitnya dengan saat masih membela Madrid.

Untuk menyiasati pertambahan usia, Ronaldo sekarang menjelma bermain sebagai striker. Dia tidak perlu banyak berlari, hanya perlu menunggu dan memaksimalkan peluang yang tiba.

Namun, apa yang bisa diperbuat Ronaldo jika peluang itu tidak kunjung tiba?

Sumber asli: Berbagai sumber

Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, Published 20/6/2020)

Berita Terkait