Sukses


Duel Pelatih Persebaya vs Madura United: Berlomba Rekor Kemenangan

Bola.com, Surabaya - Pertemuan antara Djadjang Nurdjaman dan Dejan Antonic sebagai pelatih tim Indonesia sudah bukan hal yang baru. Kedua pelatih beda latar belakang itu telah memiliki reputasi panjang dalam sepak bola Indonesia, termasuk saat Persebaya Surabaya berhadapan dengan Madura United.

Dejan adalah pelatih asal Serbia yang lahir pada 1969, atau kini berusia 50 tahun. Lalu, Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman, merupakan pelatih lokal asal Jawa Barat berusia 60 tahun. Selisih usia kedua mencapai 10 tahun.

Kedua pelatih ini pernah terlibat dalam rivalitas bertajuk Derbi Bandung pada ISL 2014. Saat itu, Djanur melatih Persib Bandung, sementara Dejan menangani Pelita Bandung Raya (PBR).

Mereka sama-sama berhasil membawa klub masing-masing menembus semifinal kompetisi saat itu. Namun, Dejan harus puas dengan raihan empat besar, sedangkan Djanur mencatatkan prestasi dengan membawa Persib juara.

Kini, keduanya bakal kembali masuk dalam rivalitas dua klub satu wilayah. Djanur menjadi nakhoda tim Persebaya, dan Dejan mengarsiteki Madura United. Duel sesama klub Jawa Timur itu bertajuk Derbi Suramadu.

Tapi, selama musim ini, Derbi Suramadu sudah empat kali digelar, sejak kedua tim sama-sama  telah ditangani oleh Djanur dan Dejan. Masing-masing dua kali di Piala Presiden 2019 dan Piala Indonesia 2018. Hasilnya, Djanur dua kali menang, sementara Dejan hanya sekali.

Duel yang mempertemukan Persebaya dengan Madura United kali akan memasuki edisi kesembilan. Pertemuan itu tersaji dalam pekan ke-13 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (10/8/2019).

Selama ini, keduanya mengaku tidak pernah mengenal secara dekat satu sama lain. Mereka menjalani tugas sebagai pelatih klub masing-masing dengan dasar profesionalitas.

“Saya tidak dekat dengan coach Djanur. Tapi, yang pasti, dia seorang pelatih yang sejarah panjang di sepak bola Indonesia. Dia termasuk pelatih lokal yang punya kualitas dalam melatih klub. Itu terbukti di ISL 2014,” kata Dejan.

Kesempatan untuk bisa saling mengenal itu sempat terbuka saat keduanya pernah menangani Persib pada 2016. Saat itu, Dejan datang pada awal musim dan melatih Maung Bandung di awal ISC A 2016, menggantikan tugas Djanur yang pergi ke Italia.

Setelah Djanur kembali ke Indonesia, Dejan melepas jabatannya sebagai pelatih Persib. Djanur kemudian mendapatkan kembali jabatannya sebagai pelatih kepala Persib.

“Kami tidak sempat dekat karena saat dia datang menggantikan saya di Persib. Setelah saya datang dia kemudian pergi. Perkenalan kami karena sesama pelatih dan pelaku sepak bola Indonesia,” ucap Djanur.

Seperti yang telah dilontarkan oleh Dejan, Djanur juga mengirim pujian. Djanur juga memuji Dejan soal keberhasilan dalam mencapai babak semifinal ISL 2014.

“Dia pelatih hebat. Dia pelatih bagus ketika memegang tim manapun. Saat masih di Pelita, dia bisa mencapai semifinal ISL 2014, itu luar biasa. Di Borneo dulu dia juga memberi pengaruh bagus. Artinya, setiap memegang tim selalu bagus,” ucap Djanur.

 

2 dari 2 halaman

Pertemuan Ke-12 Antara Djanur dan Dejan

Berdasarkan statistik, kedua pelatih itu tercatat telah 11 kali bertemu dengan berbagai tim yang telah mereka tangani. Hasilnya, Dejan lebih unggul dengan meraih lima kemenangan. Djanur harus puas hanya empat kali menang atas tim arahan Dejan.

Dalam Derbi Bandung, keduanya sudah lima kali bertemu, masing-masing empat kali di ISL 2014, dan satu lagi di QNB League 2015 yang akhirnya dibekukan. Hasilnya, mereka saling mengalahkan. Dejan dan Djanur sama-sama membawa PBR dan Persib meraih dua kali kemenangan.

Dua laga lainnya terjadi pada Liga 1 2018 yang keduanya sama-sama dimenangkan oleh Dejan saat menangani Borneo FC. Pertemuan pertama, Dejan mengalahkan Djanur saat melatih PSMS Medan. Terbaru, Dejan itu mencuri tiga poin saat Djanur menangani Persebaya.

“Berarti itu harus menjadi motivasi saya untuk bisa membawa Persebaya menang melawan Madura United. Tapi, namanya catatan statistik itu biasa. Kami menjadi pelatih dengan situasi tim yang berbeda,” tutur Djanur.

Dejan tak ingin mengindahkan rekor ciamiknya melawan Djanur. Termasuk, saat dia mampu membawa PBR, yang kini telah menjadi Madura United, dua kali mempecundangi Persib. Dia telah memiliki tim yang berbeda.

“Saya tidak pernah melihat catatan yang dulu. Mungkin itu bisa membantu, tapi saya memilih tidak melihat itu. Lebih baik, saya fokus menghadapi pertandingan. Ini adalah pertandingan yang besar, sama seperti dulu,” ujar Dejan.

Kedua pelatih ini memiliki kemiripan penerapan gaya permainan dalam tim masing-masing. Mereka mengandalkan kecepatan pemain sayap dengan formasi 4-3-3 dan sama-sama ingin mendominasi penguasaan bola.

Saat ini, Persebaya dan Madura United hanya terpaut empat poin saja di klasemen sementara Liga 1 2019. Persebaya berada di peringkat keenam dengan 17 poin, sedangkan Madura Unite di posisi ketiga mengoleksi 21 angka.

Video Populer

Foto Populer