Bola.com, Jakarta - Duel klasik antara Persija Jakarta kontra PSM akan kembali dilanjutkan pada leg kedua semifinal Piala Menpora 2021 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (18/4/2021). Hanya kemenangan yang harus diraih untuk memastikan diri lolos ke partai puncak.
Persija Jakarta yang mengandalkan sekitar 90 persen kekuatan lama sebetulnya jadi kandidat juara Piala Menpora 2021. Namun siapa sangka, langkah alot mesti dilalui Riko Simanjuntak dkk.
Baca Juga
Jalan Terjal dan Panas Timnas Indonesia U-23 Menembus Semifinal Piala Asia U-23 2024 usai Gasak Korea Selatan: Sengsara Membawa Nikmat
Perempat Final Piala Asia U-23 2024: Timnas Indonesia U-23 Berpeluang Kalahkan Korea Selatan, tapi Ada Satu PR yang Harus Dibenahi
Rapor Pemain Diaspora Timnas Indonesia U-23 Sepanjang Grup A Piala Asia U-23: Simpel tapi Ngena
Advertisement
Semifinal leg 2 Piala Menpora 2021 akan jadi pertemuan ketiga Persija kontra PSM Makassar. Kekalahan pada laga pertama gagal dibalas pada pertemuan kedua alias semifinal leg pertama.
Kesempatan terakhir ada pada leg 2 semifinal nanti. Ada faktor non-teknis yang membuat PSM sedikit lebih diuntungkan ketimbang Persija.
Karena regulasi babak semifinal dua leg ini tak menerapkan produktivitas gol, kedua kesebelasan wajib menang untuk lolos. Beban tersebut diemban oleh Persija dengan segala tekanannya.
PSM Makassar, di sisi lain, bisa bermain lepas karena tekanannya relatif lebih ringan. Memanfaatkan 100 persen pemain lokal, bisa melaju hingga semifinal saja sudah merupakan prestasi yang cukup membanggakan, tentu dengan beberapa evaluasi di sana sini.
Mengingat Persija Jakarta lebih difavoritkan untuk lolos ke final dan meraih juara, tentunya ada beberapa hal yang mesti dilakukan guna menyingkirkan PSM Makassar dari Piala Menpora 2021. Berikut ini Bola.com mengulasnya:
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Marko Simic Butuh Servis
Persija sangat beruntung memiliki Marko Simic sebagai ujung tombak. Striker asal Kroasia itu terbilang nyaris komplet; jago duel udara, cepat, dan kaki kiri maupun kanan yang sama-sama kuat.
Namun sayang, sumbangsih gol Simic selama di Piala Menpora 2021 tak begitu terlihat. Sodoran umpan manja baik dari sisi sayap maupun tengah jarang didapatnya.
Advertisement
Ini menjadi tugas wajib buat Riko Simanjuntak, Novri Setiawan, maupun Marc Klok dalam memberikan servis kepada Simic. Jika minim peluang, bukan tidak mungkin sang striker tinggi kekar itu bakal mati kutu.
Â
Advertisement
Lepas dari Penjagaan Erwin Gutawa
Pemain satu ini menempati posisi bek tengah berduet dengan Hasyim Kipuw. Erwin sukses meredam serangan Persija yang sudah dilancarkan sejak menit-menit awal pada semifinal leg pertama beberapa hari lalu.
Dia melakukan man marking terhadap striker Persija, Marko Simic, yang selama ini menjadi kunci permainan. Simic juga memiliki pergerakan berbahaya terutama di depan gawang lawan dalam urusan mencetak gol.
Advertisement
Ini bisa diakali Persija dengan mencari celah memanfaatkan man-to-man marking yang dilakukan PSM. Alih-alih fokus menjadikan Simic sebagai target man, Rohit Chand dkk. bisa membuka ruang rapat.
Â
Jangan Terbawa Suasana
Kapten PSM, Zulkifli Syukur tidak mempermasalahkan tensi pertandingan di leg 2 lebih tinggi daripada pertemuan pertama kedua tim di Stadion Maguwoharjo.
"Bagi kami sebagai pemain PSM itu hal yang biasa. Lagipula kontak fisik dalam sepak bola itu lumrah. Kalau pemain Persija menerapkan permainan keras pasti akan kami layani,. Kami akan tampil dengan karakter khas PSM, keras dan ngotot," tegas Zulkifli.
Advertisement
Pernyataan Zulkifli menegaskan bahwa PSM mengantisipasi permainan keras Persija. Padahal, Laskar Juku Eja dikenal memiliki sepak bola yang tak kompromi. Buat Persija, mereka mesti cerdik memanfaatkan hal ini.
Alih-alih menyanggupi permainan keras PSM, Persija bisa mencoba bermain lebih kalem, rapi, dan sabar. Kontrol emosi bisa jadi jalan terbaik.
Di tempat lain, pelatih Persija Jakarta, Sudirman, memprediksi duel leg 2 semifinal Piala Menpora 2021 melawan PSM Makassar bakal kembali berlangsung panas dan dengan tensi tinggi. Sudirman berharap, anak asuhnya tidak muda terpancing provokasi-provokasi yang berpeluang terjadi sepanjang laga.
"Tentunya harus diakui memang kemarin tensi permainan kemarin tinggi. Akan tetapi, saya sudah berkata pada pemain, boleh panas akan tetapi pikiran atau otak kita ini harus selalu berpikir bermain bola dan untuk memenangi pertandingan," kata Sudirman dalam konferensi pers virtual jelang laga.
"Bukan untuk mengkasari lawan atau membuat kekerasan terhadap lawan. Hal itu akan mengganggu konsentrasi pemain dalam menjalankan instruksi-instruksi yang saya berikan," tegas Sudirman.
Advertisement