Sukses


Kaget Euy, Ini 5 Klub Raksasa yang Pernah Bangkrut : Dari Liga Inggris sampai Liga Italia

Bola.com, Jakarta - Berlaga di sebuah kompetisi bagus di kawasan Eropa, bukan berarti sebuah klub akan bebas dari masalah finansial. Nyatanya, ada beberapa manajemen tim yang tak sanggup memanfaatkan momentum berada di kasta tertinggi domestik.

Alhasil, mereka gagal menggunakan benefit dan gagal mendapatkan revenue. Tak jarang, kapal mereka oleng, dan tenggelam. Namun, ada juga lho, klub-klub di kawasan Eropa yang berstatus 'raksasa', sempat 'down' tapi sanggup bangkit.

Yup, klub-klub tersebut memiliki pondasi kuat ketika berdiri. Saat krisis melanda, mereka memang sempat terjungkal, tapi bukan berarti selamanya. Yuk, simak beberapa tim bagus yang ternyata sempat terhempas badai kebangkrutan.

 

Video Leeds United

2 dari 6 halaman

Leeds United

Leeds United pernah menjadi satu di antara klub bergengsi di Liga Inggris. Tim berjulukan The Whites ini pernah memenangi tiga gelar Liga Divisi Satu Inggris, satu piala FA, dan satu Piala Liga. Namun, sial pernah menimpa mereka, Leeds United harus mengalami kebangkrutan.

Alasan utama klub bangkrut karena investasi besar-besaran belanja pemain dan manajemen yang buruk. Akhirnya, mereka harus menjual pemain guna membayar utang, sebagai konsekuensi gagal masuk kualifikasi Liga Champions musim 2002/2003.

Satu di antara pemain yang pernah menjadi korban kebangkrutan Leeds Untied adalah Rio Ferdinand. Ia pergi ke Manchester United pada 2002. Efek penjualan beberapa bintang membuat Leeds United terpuruk, dan degradasi pada 2003/2004.

 

3 dari 6 halaman

Glasgow Rangers

Hal mengejutkan terjadi ketika klub sebesar Glasgow Rangers pernah tersandung masalah keuangan yang cukup pelik. Rangers dinyatakan bangkrut oleh Otoritas Liga Skotlandia pada 2012/2013, karena klub gagal membayar utang sebesar 33 juta pounds.

Padahal nasib Rangers masih bisa aman, andaikan klub peserta Premier League Skotlandia melakukan voting terkait nasib The Teddy Bears. Ketika masalah tersebut berjalan, mereka hanya membutuhkan delapan suara dari 12 klub guna mengamankan posisinya. Akan teapi apa daya, mayoritas klub peserta Liga Skotlandia menolak proposal yang diajukan Rangers.

Glasgow Rangers resmi bangkrut dan harus mengawali kompetisi musim selanjutnya dari kasta ketiga Liga Skotlandia. Kendati kehilangan segalanya, Rangers masih menunjukan kualitas mereka sebagai tim papan atas.

The Teddy Bears langsung mendapatkan promosi ke kasta kedua setahun kemudian. Lalu pada akhirnya, Rangers bangkit dari segala keterpurukannya dan berhasil menjadi juara Scottish Championship, dengan begitu mereka memperoleh promosi ke kasta teratas liga Skotlandia pada 2016.

 

4 dari 6 halaman

Parma

Pada era '90-an, Parma membetot atensi penggemar sepak bola. Mereka menjadi langganan di kompetisi Eropa dan berstatus tim papan atas di panggung Liga Italia Serie A.

Sayang, mereka pernah mengalami kendala finansial yang menghambat konsistensi status. Parma pernah gagal membayar utang klub, puncaknya terjadi pada 2015, manajeman Parma sudah tidak sanggup membayar para pemain dan staf.

Situasi ini memaksa para pemain Parma harus mencuci baju dan sepatunya sendiri. Kondisi tidak membaik, Parma dinyatakan bangkrut otoritas sepak bola dan pengadilan Italia. Parma harus menata ulang klub dari awal dan harus mengawali kompetisi dari kasta terendah di sepak bola Italia, yaitu Serie D.

 

5 dari 6 halaman

Napoli

Siapa sangka jika tim sebesar Napoli pernah mengalami masa suram, yakni bangkrut. Padahal, mereka tergolong tim raksasa, dan pernah menguasai Liga Italia.

Setelah era Diego Maradona, prestasi Napoli kian surut. Hal tersebut tidak lepas dari strategi transfer mereka yang kerap melepas pemain bintang.

Usut punya usut, cara tersebut dilakukan guna menutupi neraca keuangan klub yang terpuruk. Akhirnya Napoli dinyatakan bangkrut, setelah gagal membayar utang sebesar 70 juta euro pada 2004.

Status bangkrut yang dipegang Napoli, membuat mereka gagal memenuhi syarat administrasi bermain di Serie B musim 2004/2005. Namun, Napoli sudah bangkit dari keterpurukan, sejak diambil alih oleh pengusaha TV Italia, Aurelio De Laurenstiis.

 

6 dari 6 halaman

Fiorentina

Klub-klub Italia tampaknya memiliki masalah finansial yang mengganggu. Bayangkan saja, tidak hanya Parma dan Napoli, Fiorentina pernah merasakan pil pahit jatuh ke dalam kebangkrutan.

Sama dengan Napoli, La Viola memiliki utang sebesar 70 juta euro yang gagal dibayar pada 2002. Hal tersebut membuat Fiorentina bermain di Serie B. Satu yang parah, mereka harus mengubah nama menjadi Florentiaviola. Setahun berselang mereka kembali menggunakan nama Fiorentina.

Keterpurukan Fiorentina berakhir setelah klub diambil alih oleh keluarga Dela Valle. Sang pemilik anyar pun membawa Fiorentina ke kasta tertinggi liga Italia, yaitu Serie A. Bahkan, mereka sempat tampil di Liga Champions dan lolos hingga perempat final musim 2007/2008. (Fabio Nainggolan)

Sumber: YouTube Cerita Bola Toplist

 

Video Populer

Foto Populer