Bola.com, Jakarta - Madura United jadi klub Liga 1 pertama yang memilih menghentikan aktivitasnya dalam masa berkabung atas Tragedi Kanjuruhan ini, Sabtu (8/10/2022). Peristiwa memilukan yang menjadi sorotan internasional itu setidaknya menelan 131 korban jiwa.
Klub berjulukan Laskar Sape Kerrap itu berpamitan secara resmi kepada permainan yang paling mereka cintai, sepak bola. Mereka menggambarkan suasana mes, lapangan latihan, gim dan ruang ganti yang sepi tanpa kegiatan pada akun Instagram resmi mereka.
Baca Juga
Championship Series BRI Liga 1: Jumpa Madura United di Final, Marc Klok Pede Bawa Persib Juara!
Presiden Klub Korupsi, Ditinggal Pelatih hingga Tudingan Pencucian Uang, Siapa Sangka Madura United Tembus FInal BRI Liga 1
Kelakar Pelatih Madura United Ingin Jalan-jalan Ke Bandung, Eh Kesampaian Hadapi Persib di Final BRI Liga 1
Advertisement
"Kami berhenti dulu, berkumpul dengan keluarga. Sepak bola memang penghidupan kami. Tetapi kami menghargai kehidupan insan sepak bola Indonesia," tulis Madura United pada caption unggahan tersebut.
Insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kab. Malang selepas pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada lanjutan Liga 1 2022/2023 1 Oktober lalu, merupakan pukulan telak bagi pelaku sepakbola nasional.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kompetisi Tanpa Kepastian
Dampak dari peristiwa tersebut akhirnya dirasakan oleh seluruh tingkatan sepakbola di tanah Air. Semua kompetisi yang dibawah naungan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI berhenti total tanpa tahu kapan kembali dimulai.
Pelatih Madura United, Fabio Lefundes mengakui ini merupakan saat-saat yang sulit. Tetapi ia berharap segera ada titik terang dari semua hal yang terjadi pada malam tragis itu.
Advertisement
"Mari berdoa semoga mereka menemukan solusi terbaik, mengidentifikasi semua yang bertanggung jawab dan membantu para korban. Kehidupan manusia jauh lebih penting daripada apapun," ujarnya.
Advertisement
Dirut PT LIB Jadi Tersangka
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) secara resmi telah mengumumkan enam tersangka awal dari bencana kemanusiaan yang terjadi di Kanjuruhan. Salah satunya adalah Akhmad Hadian Lukita yang merupakan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Pria yang akrab disapa Luluk itu dianggap lalai dalam melakukan verifikasi stadion. Terakhir kali, pihak operator kompetisi melakukan pengecekan terhadap kondisi Stadion Kanjuruhan terjadi pada 2020 lalu.
Advertisement
Hal inilah yang menurut pihak kepolisian yang menjadi salah satu faktor kunci atas tragedi mengerikan tersebut. Dan Luluk pun menegaskan bakal menghormati status tersangka yang dikenakan kepadanya dalam kasus ini.
Jokowi Pastikan Tak Ada Sanksi FIFA
Di tempat lain, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi, mengabarkan bahwa FIFA tidak memberikan sanksi terkait tragedi Kanjuruhan. Namun, ia merumuskan sedikitnya lima gagasan.
Di antara lima gagasan tersebut, poin yang disebutkan Jokowi adalah perbaikan prosedur penanganan pertandingan dari pihak kepolisian. Disinyalir, buruknya SOP dalam pengendalian massa jadi penyebab utamanya jatuhnya ratusan korban meninggal pada tragedi Kanjuruhan.
Advertisement
Kemudian, bersama FIFA dan AFC, Pemerintah Indonesia bakal membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia. Bahkan FIFA akan berkantor di Indonesia sampai masalah ini terselesaikan.
Advertisement