Sukses


5 Skenario Lini Belakang Timnas Indonesia Hadang Gempuran Vietnam

Bola.com, Jakarta - Vietnam diyakini bakal bermain lebih menyerang saat menjamu Timnas Indonesia di Stadion My Dinh, Rabu (7/12/2016). Kekalahan 1-2 di leg pertama semifinal Piala AFF 2016 memaksa Tim Negeri Paman Ho bermain agresif mengejar kemenangan demi mengamankan tiket ke final turnamen.

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, diprediksi bakal bermain aman di pertandingan ini. Ia bakal menginstruksikan tim asuhan bermain condong bertahan.

Dalam posisi unggul 2-1, Timnas Indonesia hanya butuh hasil imbang untuk bisa lolos ke partai puncak. Tugas yang tidak ringan, mengingat dalam uji coba jelang Piala AFF 2016 di Hanoi, Boaz Solossa dkk. kalah 2-3.

Jika harus kembali kalah dengan skor serupa, Timnas Indonesia dipastikan lolos ke final karena unggul gol tandang dibanding kubu tamu. Tapi tentu amat berisiko membiarkan Vietnam leluasa menjebol gawang Tim Merah-Putih.

Bermain bertahan dengan mengandalkan serangan balik pilihan pragmatis yang realistis.

Lini belakang Timnas Indonesia punya pekerjaan rumah yang belum beres hingga laga leg pertama semifinal. Tim Garuda selalu kebobolan saat mengarungi laga-laga Piala AFF 2016.

Di fase penyisihan Grup A, Tim Merah-Putih kebobolan tujuh gol. Perinciannya: empat gol kontra Thailand (2-4), dua gol versus Filipina (2-2), serta satu gol kala bersua Filipina (2-1).

Saat bermain di kandang sendiri Stadion Pakansari di leg pertama semifinal, Kurnia Meiga cs. tetap tak bisa clean sheet.

Peran bek tengah amat krusial dalam membendung arus serangan Vietnam. Ada sejumlah skenario yang kemungkinan dipilih oleh Alfred Riedl untuk menjaga kerapatan poros pertahanan. Seperti apa detailnya?

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Memainkan Duet Hansamu dan Manahati

Duet Hansamu Yama dengan Manahati Lestusen kali pertama dicoba pada leg pertama semifinal Piala AFF 2016. Keduanya menggantikan posisi Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto, yang terkena hukuman akumulasi kartu.

Mereka cukup kompak mengawal pertahanan Timnas Indonesia. Koordinasi lini belakang cukup solid. Jarang terjadi situasi pemain Vietnam dalam posisi bebas di area kotak penalti. Manahati serta Hansamu bermain taktis.

Mereka jarang berlama-lama memegang bola atau membiarkan pemain Vietnam menguasai bola di area rawan pertahanan. Mereka (terutama) Manahati Lestusen amat komunikatif, selalu mengingatkan rekan-rekannya untuk disiplin posisi.

Duet keduanya bukan pertama kali turun dalam laga internasional. Sebelumnya duo Hansamu-Manahati jadi benteng andalan utama Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015.

Hansamu saat pertemuan pertama kontra Vietnam bahkan mencetak gol lewat tandukan kepala. Sepanjang pertandingan kedua bek jarang kalah duel-duel bola udara dengan pemain-pemain depan Vietnam.

Melihat rapor keduanya yang di atas rata-rata, memberi rasa nyaman di sektor belakang, tak ada salahnya Alfred Riedl kembali memberi kesempatan kepada Hansamu Yama serta Manahati Lestusen kembali menjajal lapangan sebagai starter.

3 dari 6 halaman

Menurunkan Duo Basna dan Fachrudin

Duet stoper Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto jadi pilihan utama di lini belakang Timnas Indonesia sepanjang babak penyisihan Grup A. Penampilan mereka mendapat banyak kritikan dari pengamat sepak bola nasional.

Satu hal yang disoroti adalah lemahnya koordinasi antarkeduanya. Mereka sering terlihat tidak kompak. Memberi celah kepada lawan untuk melakukan penetrasi ke jantung pertahanan. Alhasil, sejumlah gol mudah bersarang ke gawang Tim Merah-Putih.

Walau memang Yanto dan Fachrudin tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Mereka gelagapan membentengi pertahanan karena kurang bantuan dari sektor tengah.

Memainkan formasi baku 4-4-2, Timnas Indonesia seringkali kalah jumlah pemain tengah saat melawan tim lawan yang bermain dengan formasi 4-2-3-1, 4-3-3, 3-4-3, atau 4-5-1. Dua gelandang tengah seringkali kalah duel dengan tiga atau empat gelandang tengah lawan.

Konsekuensinya penyerang-penyerang lawan dengan mudah masuk ke area penalti Timnas Indonesia. Dua bek tengah kita, dipaksa pecah konsentrasi menjaga lebih dari satu pemain. Komunikasi yang macet antara Fachrudin dengan Yanto memperparah situasi.

Terlepas dari mencuatnya kritikan, duo Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto juga punya kelebihan. Mereka sangat jago dalam duel bola-bola udara. Jarang kejadian Timnas Indonesia bobol lewat sundulan memanfaatkan skema tendangan bebas atau penjuru.

4 dari 6 halaman

Kombinasi Duet Stoper

Melihat perfoma empat bek tengah yang sudah dicoba menjajal lapangan, Alfred Riedl bisa memilih kombinasi di antara mereka untuk mengawal lini belakang Timnas Indonesia.

Ada sejumlah skenario duet yang bisa dicoba: Yanto Basna-Manahati Lestusen, Fachrudin Aryanto-Hansamu Yama, Yanto Basna-Hansamu Yama, atau Fachrudin Aryanto-Manahati Lestusen. Secara individu masing-masing bek punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pada prinsipnya Alfred sudah barang tentu butuh dua stoper yang saling melengkapi saat menghuni pos pertahanan. Ada yang kuat duel udara dan kokoh dalam duel satu lawan satu.

Tinggal bagaimana pelatih asal Austria itu mengkombinasikan keempatnya. Salah satu di antara mereka wajib diplot sebagai pemimpin.

Kehadiran salah satu pemain sebagai jenderal yang memberi komando di barisan belakang akan membantu mempermulus koordinasi kuartet lini pertahanan. Sayangnya, jika melihat profil keempat bek, praktis hanya seorang Manahati Lestusen yang punya jiwa pemimpin.

 

 

 

5 dari 6 halaman

Memasang Trio Bek

Pilihan mengubah strategi bermain pada leg kedua semifinal melawan Vietnam bisa dilakukan. Alfred Riedl bisa mencoba bereksperimen menempatkan tiga stoper sekaligus dengan mengusung formasi 3-4-3 atau 3-5-2.

Dua skema ini belakangan populer dipakai oleh tim-tim yang mengusung permainan counter attack. Saat bertahan, akan ada lima pemain di jantung pertahanan (tiga bek tengah plus dua bek sayap).

Hanya memang strategi ini berisiko tinggi, jika bek sayap tidak disiplin. Terlalu asyik membantu serangan dan lupa turun ke belakang akan memunculkan situasi tidak mengenakkan. Tiga bek tengah bakal kelabakan menghadapi serbuan dari lini depan dan tengah kubu lawan.

Di sisi lain, trio stoper juga dituntut solid dalam melakukan koordinasi, terutama dalam memainkan irama jebakan offside. Jangan sampai ada pemain tercecer di belakang atau terlalu maju ke depan.

Menghadapi waktu persiapan yang amat mepet, agak sulit bagi Alfred Riedl melakukan perubahan gim plan. Karena merubah gaya main otomatis juga diikuti perubahan skenario masing-masing individu pemain. Agak riskan memaksakan Timnas Indonesia mendadak bermain dengan tiga bek tengah.

 

 

 

6 dari 6 halaman

Menghadirkan Gunawan Dwi Cahyo

Gunawan Dwi Cahyo jadi satu-satunya bek tengah yang belum sempat menjajal lapangan. Sejatinya bek kelahiran Jepara, 20 April 1989 terhitung matang jam terbang internasional. Ia pilar lini belakang Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011.

Dengan postur tinggi menjulang (185 cm) Gunawan seorang stoper yang kuat bola-bola atas. Di sisi lain, ia juga jago dalam penempatan posisi.

Gunawan juga punya mentalitas pemimpin. Ia dikenal sebagai bek cerewet yang rajin memberi garis komando kepada pemain lain untuk menjaga kerapatan lini belakang. Kelemahannya hanya dari sisi kecepatan.

Melihat minimnya pemain belakang dengan jam terbang internasional tinggi, Gunawan bisa dijadikan opsi sebagai starter di leg kedua semifinal Piala AFF 2016 melawan Vietnam. Kematangannya amat diperlukan menghadapi laga sarat tekanan.

 

 

Video Populer

Foto Populer