Bola.com, Jakarta - Masih banyak elemenĀ Shopee Liga 1 yang setia di tengah ketidakjelasan kompetisi. Termasuk pelatih asing. Mereka memilih bertahan dibandingkan angkat kaki dari Indonesia.
Robert Alberts, misalnya. Pelatih asal Belanda tersebut menunggu kepastian dari Shopee Liga 1 dibandingkan minggat dari Persib Bandung. Dia sempat bermasalah dengan kesehatannya karena mengalami serangan jantung. Namun, ia ngotot bertahan di Kota Kembang.
Baca Juga
Perang Antarlini Timnas Indonesia U-23 Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024: Pembuktian Mesin Gol Mematikan
Stadion Abdullah bin Khalifa Selalu Bawa Keberuntungan bagi Timnas Indonesia: Selanjutnya Uzbekistan Ikut Tersungkur di Piala Asia U-23?
Jalan Terjal dan Panas Timnas Indonesia U-23 Menembus Semifinal Piala Asia U-23 2024 usai Gasak Korea Selatan: Sengsara Membawa Nikmat
Advertisement
Seperti Robert Alberts, Stefano Cugurra Teco juga bertahan di Bali United. Setelah meraih back to back juara Liga 1, peracik strategi asal Brasil tersebut memburu hattrick kampiun di Indonesia.
Ada tiga pelatih asing yang berseberangan dengan Robert Alberts. Sergio Farias, Bojan Hodak, dan Edson Tavares. Ketiganya, dengan alasan yang bermacam-macam, pergi dari Indonesia.
Kontrak Sergio Farias diakhiri oleh Persija Jakarta. Sementara, Bojan Hodak tidak kunjung kembali ke PSM Makassar. Adapun, Edson Tavares dipecat oleh Borneo FC.
Selain Robert Alberts dan Teco, masih ada lima pelatih asing yang bertahan di Shopee Liga 1. Berikut rangkumannya:
Video
Jacksen Tiago (Persipura Jayapura)
Separuh hidup Jacksen Tiago dihabiskan di Indonesia. Dia telah berada di sini sejak 1994 sewaktu masih aktif sebagai pemain.
Selama karier kepelatihannya di Indonesia, Jacksen telah meraup tiga trofi Liga Indonesia. Semuanya diraih bersama bersama Persipura.
Advertisement
Jacksen kembali ke Persipura pada 2019 setelah mencoba mengadu peruntungan di tempat lain seperti Penang FA dan Barito Putera. Pilihannya untuk bertahan menjadi sebuah keuntungan bagi tim berjulukan Mutiara Hitam ini.
Advertisement
Dragan Djukanovic (PSIS Semarang)
PSIS Semarang terancam ditinggalkan oleh Dragan Djukanovic. Namun, ia masih berstatus sebagai tim berjulukan Mahesa Jenar itu.
Dragan pulang ke Serbia setelah memilih bertahan di Indonesia saat pandemi COVID-19. Dia diizinkan oleh PSIS Semarang untuk pulang kampung.
Advertisement
"Tidak apa-apa, kasihan juga coach Dragan sudah sepuluh bulan ini di Indonesia dan belum pernah pulang sama sekali. Jadi biar coach Dragan bisa kangen-kangenan dulu sama keluarganya. Karena kompetisi juga belum jelas," kata Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi.
Igor Kriushenko (Persikabo)
Igor Kriushenko baru melatih Persikabo pada musim ini. Ketika nasib kompetisi masih belum jelas, ia memilih setia bersama tim kebanggaan Kabupaten Bogor ini.
Igor bukan pelatih sembarangan. Rekam jejaknya sebagai peracik strategi cukup lumayan. Dia pernah menangani sejumlah klub besar di kampung halamannya semodel BATE Borisov dan Dinamo Minsk.
Advertisement
Sebelum menerima pinangan Persikabo untuk Shopee Liga 1, ia dua tahun menangani Timnas Belarusia sejak 2017.
Advertisement
Paul Munster (Bhayangkara FC)
Paul Munster datang ke Bhayangkara FC pada pertengahan 2019. Dia direkomendasikan oleh mantan pelatih dari tim berjulukan The Guardian itu, Simon McMenemy.
Munster tidak punya riwayat yang mentereng sebagai pelatih. Arsitek asal Irlandia Utara itu sebelumnya hanya menangani Timnas Vanuatu dan sejumlah tim gurem di Swedia.
Advertisement
Bhayangkara FC tetap memercayainya untuk memoles skuad bertabur bintang di musim ini. Munster membalasnya dengan setia bersama The Guardian meski kompetisi belum jelas.
Dejan Antonic (PSS Sleman)
Karier Dejan Antonic bak roller coaster di Indonesia alias tidak pernah konsisten. Dia kadang dipuja-puja berkat keahliannya dalam meracik strategi, namun tak jarang pula ia dikritik karena tim yang dibesutnya terpuruk.
Dejan diangkat sebagai pelatih PSS Sleman pada awal musim ini. Arsitek asal Serbia itu sebelumnya menangani Madura United dan Borneo FC.
Advertisement
Seperti mayoritas pelatih asing lainnya, Dejan juga bertahan di PSS di tengah ketidakpastian kompetisi. Dia bisa saja pulang ke rumah keduanya, Hong Kong, namun pilihan itu tidak diambil.
Advertisement