Sukses


10 Pemain Kembar di Timnas Indonesia Piala AFF 2016

Bola.com, Jakarta - Pelan namun pasti, Alfred Riedl mulai melengkapi kepingan puzzle pemain pilihannya di Timnas Indonesia yang akan diboyong ke Filipina untuk mengarungi duel-duel keras penyisihan Grup A Piala AFF 2016.  Hanya bisa mengandalkan 23 pemain saja, mentor asal Austria itu kudu cermat memilih pemain-pemain yang ia yakini bisa menjalankan skema bermain yang ia siapkan.

Menjadi sebuah kewajaran jika seorang pelatih menyiapkan pemain-pemain pelapis di setiap posisi. Namun, tentu tidak mudah mencari pemain serep dengan kualitas sepadan, jika melihat kondisi terkini sepak bola Indonesia.

Alfred tidak diizinkan menggunakan lebih dari dua pemain dari tiap-tiap klub saat menjalankan pelatnas, dengan alasan kompetisi Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo tengah berjalan. Konsekuensinya, sang pelatih tidak punya banyak opsi memilih pemain sesuai keinginannya. Kebebasan berkreasinya juga terkekang karena hal tersebut.

Akan tetapi sebagai pelatih yang kenyang pengalaman, Alfred cukup cerdik mengatasi keterbatasan SDM pemain.

Hingga uji coba ketiga, terbukti kualitas pemain-pemain pilihannya di skuat Timnas Indonesia tidaklah mengecewakan. Timnas sukses meraih kemenangan telak 3-0 atas Malaysia serta meraih hasil imbang 2-2 kontra Vietnam serta 0-0 versus Myanmar.

Ada hal unik yang dilakukan Alfred Riedl saat melakukan proses seleksi pemain. Ia tidak membiarkan skuatnya berisi pemain-pemain yang karakter permainannya beda satu sama lain.

Di beberapa posisi tertentu, arsitek kelahiran Wina, 2 November 1949 tersebut terlihat memilih pemain yang dengan style sama. Terlihat kalau Alfred Riedl amat konservatif dalam mengusung patron permainan sesuai yang ia inginkan.

Ia ingin strategi pilihannya berjalan mulus dengan kehadiran pemain-pemain berkarakter sama. Ibarat kata saat salah satu pemain andalan di posisi tertentu cedera atau absen karena hukuman kartu, ia tidak perlu pusing mencari penggantinya. Pemain "kembar" dengan gaya sama disiapkan untuk tampil di lapangan.

Dari skuat Tim Merah-Putih terakhir jelang uji coba melawan Vietnam di Stadion My Dhinh, Hanoi, pada Selasa (8/11/2016), Bola.com mencatat sejumlah pemain bergaya kembar di sejumlah posisi. Siapa-siapa saja mereka dan bagaimana profil dan ulasannya?

2 dari 6 halaman

Evan Dimas dan Stefano Lilipaly

Pasca era Firman Utina, Indonesia tidak punya banyak stok gelandang serang. Hal yang terhitung wajar mengingat rata-rata klub Tanah Air lebih senang mengontrak pemain-pemain asing di posisi ini.

Jangan heran ketika Evan Dimas muncul di Timnas Indonesia U-19, publik sepak bola nasional amat berharap ia bisa jadi sosok penerus Firman. Sebagai gelandang serang, Evan amat panten.

Ia jadi andalan sebagai pengendali tempo permainan. Tak hanya itu saja, Evan pun punya sisi lebih dibanding seniornya, dalam hal produktivitas.

Pemain yang sempat menjalani latihan di klub Spanyol, Espanyol B, seringkali muncul jadi pemain pemecah kebuntuan lewat gol-golnya. Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, dua tahun silam amat terbantu dengan produktivitas salah satu pemain andalannya ini. Titik lemah Tim Garuda Jaya di sektor depan tertutupi oleh Evan.

Bukan sesuatu yang mengherankan jika kemudian Evan cepat promosi ke Timnas Indonesia U-23 dan level senior. Alfred Riedl terlihat tak ragu-ragu memilih pemain kelahiran 13 Maret 1995 sebagai jenderal lapangan tengah Tim Merah-Putih proyeksi Piala AFF 2016.

Stefano Lilipaly (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Di tiga laga uji coba melawan Malaysia (3-0), Vietnam (2-2), serta Myanmar, Evan selalu jadi starter. Hanya memang tidak bisa dibohongi, stok pemain di posisi Evan amat tipis. Akan sangat berbahaya jika sang pemain terkapar saat cedera atau terkena hukuman akumulasi kartu.

Alfred kemudian memutuskan memanggil pemain naturalisasi, Stefano Lilipaly, yang tengah memperkuat klub Divisi II Belanda, Telstar. Sama seperti Evan, Stefano bermain sebagai gelandang serang.

Ia otak kreatifklubnya. Raja passing, assist, dan crossing. Tambahan StefanoLilipaly jelas akan sangat membantu Tim Garuda menjalani persaingan keras penyisihan Grup A Piala AFF 2016 nanti. Dengan bekal pengalamannya mengarungi kompetisi Eropa dan Jepang ia bahkan amat mungkin menggeser posisi Evan yang di dua laga uji coba Timnas Indonesia melawan Malaysia  dan Vietnam jadi andalan sebagai playmaker.

Stefano pernah membela Timnas Indonesia sekali, saat uji coba melawan Filipina pada 2013 silam. Kala itu ia menyumbang assist gol GregNwololo. Pertandingan dimenangi Tim Garuda dengan skor 2-0. Hal itu mempertegas kalau kehadiran sang pemain amat dibutuhkan, sebagai serap atau bahkan berkolaborasi bareng denganEvanDimas.

3 dari 6 halaman

Andik Vermansah dan Bayu Gatra

Sama-sama putra daerah Jamber, Jawa Timur, Andik Vermansah serta Bayu Gatra jadi pemain belia yang kariernya meroket pasca tampil membela Timnas Indonesia U-23 di pentas SEA Games. Uniknya keduanya bermain di posisi sama yakni, gelandang atau penyerang sayap.

Walau berpostur sama-sama mungil, Andik dan Bayu kerap jadi momok bagi lini pertahanan lawan. Dengan memaksimalkan kecepatan dan kemampuan dribel yang oke, mereka jadi pemain yang amat membantu timnya saat menggeber permainan ofensif. Keduanya bisa bermain sama bagus di posisi kiri dan kanan.

Bayu Gatra (tengah) (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Keduanya diandalkan untuk memasok umpan-umpan lambung dari sisi melebar lapangan. Tak hanya itu saja, jika situasi memungkinkan baik Andik maupun Bayu bisa jadi pemain pemecah kebuntuan lewat tusukan agresif ke jantung pertahanan lawan. Jangan heran catatan gol mereka tak kalah dibanding penyerang tengah.

Keduanya pemain yang cerdik, mereka selalu punya solusi menghadapi kepungan bek-bek lawan. Gaya bermainnya yang menarik perhatian amat berguna untuk memancing pelanggaran di area berbahaya sisi pertahanan lawan.

Bukan sesuatu yang aneh lagi jika melihat Andik Vermansah atau Bayu Gatra jadi sasaran empuk tekel lawan. Karena jika aksi mereka tidak dihentikan alamat ancaman kengerian bakal terjadi. 

4 dari 6 halaman

Bayu Pradana dan Dedi Kusnandar

Saat Alfred Riedl memilih Ahmad Bustomi sebagai gelandang bertahan utama Timnas Indonesia di Piala AFf 2010, pada awalnya banyak pengamat menyangsikan sang pemain bisa tampil oke. Dengan perawakan agak kurus, ia diragukan bisa tangguh jadi pemain pelapis pertahanan di sektor tengah.

Di era sebelumnya Tim Merah-Putih selalu menyajikan figur gelandang-gelandang jangkar sangar macam Ponaryo Astaman, Hariono, atau Syamsul Chaeruddin. Faktanya Bustomi bisa membuktikan ia bisa mengemban kepercayaan yang diberikan Alfred.

Berbeda dengan gelandang bertahan-gelandang bertahan lainnya, Bustomi tidak murni diposisikan sebagai pemain tukang jagal. Alfred ingin ia jadi pemain yang memuluskan style bermain passing games. Bustomi, yang sempat mengikuti pelatihan di Belanda selama enam bulan bersama Timnas Indonesia U-23 Asian Games 2006, katam dalam urusan bagi membagi bola.

Dedi Kusnandar (Bola.com/Peksi Cahyo)

Alfred yang tidak suka dengan gaya permainan keras menjurus kasar menginginkan seorang gelandang bertahan yang bisa mengatur tempo permainan. Kalau diibaratkan mirip-mirip dengan peran Andrea Pirlo sebagai deep lying playmaker di Timnas Italia dan Juventus. Seorang pemain dituntut bisa menjaga keseimbangan lini tengah kala pemain lain yang jadi duetnya naik membantu serangan.

Di sisi lain, Alfred Riedl juga ingin jangkar yang mobil, bisa berperan sebagai pemain box to box atau menjelajahi berbagai area lapangan. Ketika Bustomi sudah termakan umur, pelatih asal Austria itu melakukan kaderasi. Maka mencuatlah figur Bayu Pradana, yang sebelumnya namanya tidak pernah terdengar.

Di tiga uji coba jelang Piala AFF 2016, Bayu yang sebelumnnya belum pernah membela Tim Garuda, bermain cukup apik menjalankan peran sebagai penjaga keseimbangan sektor tengah. Selain Bayu, Alfred menyiapkan sosok Dedi Kusnandar.

Sama seperti Bayu, gaya bermain Dedi berbeda dibanding gelandang-gelandang jangkar kebanyakan. Permainannya tidak kasar, tapi tidak bisa juga dibilang lembek saat melapisi pertahanan. Dengan kemampuan teknik yang sama bagus, peluang kedua pemain menghuni posisi inti Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 nanti amat besar. 

5 dari 6 halaman

Irfan Bachdim dan Lerby Eliandri

Skema 4-4-2 yang menjadi dasar pemainan Timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl sifatnya fleksibel. Saat posisi bertahan, ia menyiapkan seorang pemain bunglon yang tiba-tiba berubah posisi menjadi seorang gelandang.

Pilihan untuk menjalankan peran itu jatuh pada sosok Irfan Bachdim. Sejatinya pemain blasteran Belanda-Indonesia tersebut memang bukan penyerang murni. Saat bermain di kompetisi Belanda bersama Utrecht FC, Irfan cenderung jadi gelandang serang.

Dibesarkan di Akademi Ajax Amsterdam, Irfan memang dituntut bisa bermain di banyak posisi. Sehingga ia bisa siap pakai melapis lubang-lubang tim yang dibelanya.

Lerby Eliandry Pongbabu (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Tak mengherankan jika Irfan langsung bisa cepat nyetel diposisikan sebagai penyerang pelayan. Walau sejatinya bermain sebagai gelandang. naluri menjebol gawang lawan yang dimiliki Irfan juga tinggi. Di Piala AFF 2010, ia jadi pemain nomor dua paling produktif setelah rekan duetnya di sektor tengah, Cristian Gonzales.

Di Timnas Indonesia proyeksi Piala AFF 2016, Irfan sudah mengoleksi dua gol di tiga uji coba melawan Malaysia, Vietnam, dan Myanmar. Jumlah yang sama banyak dengan Boaz Solossa yang diposisikan sebagai target man.

Sebagai padanan Irfan, Alfred Riedl memilih Lerby Eliandry, yang tipikal permainannya hampir mirip. Dari sisi produktivitas, Lerby memang belum terlihat unjuk gigi, namun ia terlihat tidak kesulitan memainkan peran ganda sebagai gelandang bunglon.

Akan tetapi tentu lebih ideal jika Lerby juga bisa unjuk ketajaman, sehingga Alfred Riedl punya banyak opsi di sisi penyerangan Timnas Indonesia.

 

6 dari 6 halaman

Boaz Solossa dan Ferdinand Sinaga

Berbekal kecepatan serta kemampuan mengolah bola di atas rata-rata Boaz Solossa menjelma menjadi penyerang ganas. Pemain yang mulai berkiprah di Timnas Indonesia pada Piala AFF 2004 gaya mainnya tipikal penyerang era kekinian. Di tempatkan di sisi melebar, ia seringkali melakukan tusukan ke area kotak penalti dengan modal sprint jarak pendek untuk menjebol gawang lawan.

Skill individu yang dimiliki menjadi sisi lebih saat melakukan aksi irisan dari sektor sayap. Boaz sulit dikawal, saat ia menari-nari lewat gocekan dan lari cepatnya. Sepintas style bermainnya mirip pemain kelas dunia macam Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Neymar, hingga Lionel Messi.

Pemain model Boaz amat berbahaya dalam skema serangan balik atau bahkan ofensif dengan jarak jarak antarpemain belakang dalam posisi renggang. Bola-bola daerah bakal jadi santapan empuk bagi striker-striker model Boaz.

Menghadapi persaingan keras Grup A Piala AFF 2016 dengan lawan-lawan tangguh macam Thailand, Filipina, serta Singapura, Tim Merah-Putih butuh penyerang-penyerang model seperti ini, terutama saat memeragakan sistem permainan bertahan. Alfred Riedl memilih figur Ferdinand Sinaga sebagai padanan Boaz Solossa di sektor depan.

Ferdinand Sinaga (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Tipikal permainan kedua penyerang bisa dibilang sama. Ferdinand pun punya kelebihan di speed and power. Nalurinya menjebol gawang lawan juga tak kalah dibanding seniornya. Pertama kali mentas bersama Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011, permainan Ferdinand berkembang pesat.

Pada musim 2015 ia tercatat sebagai top scorer kompetisi Indonesia Premier League (IPL). Ia selalu jadi mesin gol utama di klub-klub yang disinggahinya. Hebatnya ia bahkan tercatat sebagai pencetak gol terbanyak Asian Games 2014 lalu. Sama seperti Boaz, Ferdinand selalu tampil sama bagus di posisi sayap atau tengah.

Penempatan posisinya terhitung bagus. Ia selalu bisa membaca arah bola umpan-umpan dari sektor tengah untuk kemudian dikonversikan menjadi gol. Dengan formasi 4-4-2, baik Boaz Solossa maupun Ferdinand Sinaga, jika dibutukan bisa menjadi pemain bunglon sebagai gelandang sayap.

Walau tentunya posisi penyerang tengah paling ideal bagi mereka, mengingat Alfred ingin ada pemain paten yang intens memberikan ancaman ke pertahanan lawan.

 

Video Populer

Foto Populer