Bola.com, Jakarta - Menjelang pertandingan kandang melawan Burnley di ajang Liga Inggris akhir pekan ini, Manchester United (MU) mengambil sikap dalam konferensi pers sebelum laga.
Manajer MU, Eri ten Hag enggan menerima pertanyaan dari tiga media The Sun, Manchester Evening News (MEN) dan The Mirror.
Baca Juga
Liga Inggris: Setelah Thomas Frank dan Tuchel, Muncul Kandidat Top yang Siap Ditunjuk MU Gantikan Erik ten Hag
MU Krisis Pemain Jelang Kembali Berlaga di Premier League: Menanti Solusi dari Erik ten Hag
Liga Inggris: Manajer Brentford Dicap sebagai Kandidat Pengganti Erik ten Hag Paling Masuk Akal di MU
Advertisement
Ini sebagai bentuk protes manajemen Setan Merah terhadap cara liputan mereka. Erik ten Hag memang berselisih dengan sejumlah jurnalis setelah timnya menang di semifinal Piala FA melawan Coventry City.
Pelatih asal Belanda itu tidak terima dengan pernyataan bahwa kemenangan lewat adu penalti timnya adalah hal yang memalukan.
Ten Hag menyebut komentar tersebut tidak etis dan ia juga membela Antony setelah sang winger dikritik karena mengejek pemain Coventry lewat selebrasi setelah kemenangan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Minta Ten Hag Dipecat
Setelah kemenangan semifinal Piala FA melawan Coventry, tim divisi Championship, seorang reporter Manchester Evening News mengunggah di media sosial untuk meminta pemecatan pria berusia 54 tahun itu, tanpa mempedulikan penampilan MU pada final Piala FA.
"Ten Hag tidak bisa bertahan dalam situasi ini. Dia harus pergi secepatnya," tulisnya.
MU akan menghadapi Manchester City di final Piala FA di Wembley pada bulan Mei mendatang. Laga tersebut akan menjadi final ketiga dalam dua musim bagi Ten Hag sejak meninggalkan Ajax pada musim panas 2022.
Ten Hag menunjukkan sikap yang tegas dengan berargumen bahwa MU seharusnya dipuji atas kesuksesan mereka di piala domestik.
"Kami memiliki kesempatan untuk memenangkan trofi dan itu bagus. Namun, kami tidak puas hanya masuk final, kami ingin memenangkannya dan itulah yang akan kami kejar dan itulah mentalitas kami," ungkap Erik ten Hag.
Advertisement
Ten Hag Tertekan?
Kendati demikian, perkembangan terbaru justru hanya akan meningkatkan persepsi media bahwa Ten Hag merasa tertekan karena berusaha menghindari peringkat terburuk MU di klasemen akhir Premier League.
Posisi terburuk Red Devils terjadi pada masa David Moyes di musim 2013/14, ketika finis ketujuh dan membuat Moyes didepak dari tim.
Untungnya, kemenangan atas Sheffield United beberapa hari lalu memberi MU sedikit napas lega karena membawa tim asuhan Ten Hag berada di posisi keenam.
Namun, ambisi Red Devils untuk lolos ke Liga Champions sudah hampir tidak mungkin. Pasalnya, Manchester United memiliki selisih 13 poin dengan Aston Villa di posisi keempat, meskipun memiliki satu pertandingan lebih banyak.
Sumber: Express
Penulis: Rayhan Hakim