Sukses


Nasib Kurang Mujur 5 Peraih Golden Boy Award

Bola.com — Penghargaan Golden Boy digagas para jurnalis sepak bola untuk memberikan apresiasi kepada para pemain muda berbakat. Syarat utama untuk pemain menjadi nomine pada penghargaan ini adalah harus berusia di bawah 21 tahun dan bermain di liga top Eropa. 

Penghargaan ini kali pertama diadakan pada 2003 oleh para jurnalis dari media olahraga asal Italia, Tuttosport. Kini berbagai media olahraga top dari daratan Eropa telah ikut berpartisipasi.

Pemain Manchester United, Anthony Martial, menjadi pemain muda terakhir yang meraih penghargaan ini setelah tampil impresif pada musim 2015. Sebelum Martial, beberapa pemain lain yang pernah dinobatkan penghargaan ini adalah Mario Gotze, Cesc Fabregas, Paul Pogba dan Raheem Sterling.

Namun tidak semua pemain tersebut merasakan karier yang gemilang. Berikut ini lima pesepak bola peraih Golden Boy Award yang mendapatkan nasib yang kurang mujur:

1. Anderson

Mantan gelandang Manchester United, Anderson.

Anderson Luis de Abreu Oliveira meraih penghargaan Golden Boy pada 2008 usai menunjukkan performa yang menjanjikan bersama Manchester United. Pemain asal Brasil ini dibeli United dari FC Porto usai menjadi penguasa lini tengah klub Portugal tersebut.

Usai meraih penghargaan Golden Boy, karier sang pemain merosot tajam. Gangguan cedera yang berulang kali menghantam membuat performa sang pemain menurun. Setelah delapan musim dimiliki oleh United, Anderson akhirnya hijrah ke negara asalnya untuk bergabung dengan Internacional.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

2

2. Alexandre Pato

Alexandre Pato pernah didaulat sebagai pemain muda terbaik pada 2009. Ketajaman dan teknik tinggi yang dimiliki Pato membuat ia menjadi pujaan suporter AC Milan.

Namun, pada 2011, cedera mulai menghantui Pato. Pemain yang dibesarkan oleh klub Internacional ini mulai terpinggirkan dari skuat utama Rossoneri. Pada Januari 2013, Milan menjual sang pemain ke Corinthians karena dinilai sudah kehilangan ketajaman.

Pato mencoba bangkit di Eropa dengan bergabung ke Chelsea. Namun statusnya yang hanya menjadi pemain pelapis membatasi penampilan sang pemain bersama The Blues. Pada awal musim 2016-17, Pato melanjutkan karier bersama klub papan tengah La Liga, Villarreal.

3. Mario Balotelli

Salah satu bahasa isyarat yang dilakukan Mario Balotelli saat timnya menjamu Olympique de Marseille pada lanjutan Ligue 1 Prancis di "Allianz Riviera" stadium, Nice, (12/9/2016) dini hari WIB. Nice menang 3-2. (EPA/Sebastian Nogier).

Mario Balotelli memperkenalkan diri ketika tampil impresif bersama Inter Milan. Namun, Balotelli sudah menunjukkan perilaku negatif sejak saat itu. Usai Inter menjuarai Liga Champions 2010, Balo dijual ke Manchester City karena pihak klub tidak lagi mampu menoleransi kelakuan "antik" sang pemain.

Balo turut mengantarkan Nerazzurri meraih treble winners pada musim 2009-10. Prestasi ini yang membuatnya dianugerahi sebagai pemain muda terbaik 2010. Sempat tampil gemilang bersama Manchester City, karier Balo terus merosot setelah bergabung dengan AC Milan dan Liverpool. Kini ia berusaha memperbaiki karier dengan bergabung ke klub Prancis, Nice.

3 dari 3 halaman

3

4. Isco Alarcon

Isco Alarcon mempunyai potensi besar untuk menjadi pilar utama tim nasional Spanyol. Penampilan gemilang yang ia tunjukkan ketika berkostum Malaga membuat Isco menjadi incaran klub-klub elit Eropa. Pada 2012, Isco mendapat anugerah Golden Boy usai tampil impresif di ajang La Liga dan Liga Champions.

Penampilan positif sang pemain membuat Real Madrid kepincut dan merekrutnya pada 2013. Musim perdana Isco bersama Los Blancos berjalan positif. Namun, perlahan tempatnya di skuat utama El Real mulai tergerus karena pergantian pelatih yang dilakukan manajemen klub. Kini pemain berusia 24 tahun tersebut masih berusaha mencuri perhatian pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, agar terhindar dari status penghangat bangku cadangan.

5. Rafael van der Vaart

Saat jumpa pers, Kapten Hamburg SV Rafael Van Der Vaart mengatakan belum mengetahui sedikitpun tentang Arema Cronus. Kedua tim rencananya akan bertanding pada Senin (06/01/14) (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah).

Rafael van der Vaart merupakan pemain pertama yang meraih penghargaan Golden Boy pada 2003. Ia mendapatkan gelar tersebut setelah tampil gemilang bersama Ajax Amsterdam. Namun perjalanan karier Van der Vaart bisa dibilang tidak pernah mencapai puncak. Dua tahun setelah meraih penghargaan Golden Boy, VdV memilih untuk bergabung dengan klub papan tengah Jerman, Hamburger SV.

Penampilan gemilang Van der Vaart bersama Hamburg membawanya ke Santiago Bernabeu. Namun, karier pemain asal Belanda tersebut tersendat karena terpinggirkan dari skuat utama Los Blancos.

Ia mencoba peruntungan di Premier League bersama Tottenham Hotspur pada 2010 dan bertahan selama dua tahun. Kini ia bermain untuk klub Denmark FC Midtjylland usai hengkang dari Real Betis.

Sumber: Berbagai Sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Video Populer

Foto Populer