Sukses


FEATURE: Mario Balotelli "Why Not Always Him Anymore"

Bola.com, Jakarta - Ah, Italiano... Mulai gelegar teriakan Marco Tardelli di final Piala Dunia 1982 hingga melototnya mata Toto Schillaci sepanjang Piala Dunia 1990. Pemain bola asal negeri Pizza memang kerap kali mengundang sorotan dari media massa karena tingkah lakunya. Terakhir pemain yang menjadi buruan awak kuli tinta adalah Mario Balotelli. Nama pria berdarah Ghana itu menjulang ketika dia menunjukkan kaos bertuliskan "Why Always Me?". Lantas mengapa kariernya sekarang menurun tajam?

Sebelum membahas penyebabnya, mari kita naik dulu ke mesin waktu dan kembali menjelajahi tahun 2011. James Milner berlari ke pinggir kotak penalti Manchester United menyambut operan David Silva, sepersekian detik kemudian dia mengubah arah si kulit bundar yang kini mengarah ke tepat di luar titik 12 pas dan di situ ada Mario Balotelli. Jonny Evans yang telat bereaksi masih mencoba merentangkan kaki-kakinya, tapi dia gagal. Pun sama halnya badan panjang nan kurus David de Gea, refleksnya terlalu lambat.

Momen yang mengangkat level ketenaran Balotelli ke tempat yang tak pernah dibayangkannya pun terjadi tak lama setelah bola menggetarkan jaring Setan Merah. Tulisan "Why Always Me" di baju dalamnya menjadi sesuatu yang lumrah ditemukan di headline berbagai media Inggris kala itu. Balotelli mengaku kalau ia lelah dengan perlakuan media yang lebih menyorot kegiatannya di luar lapangan.

"Pesan itu ditujukan kepada orang-orang yang berkata buruk padahal mereka tidak mengenal saya. Saya hanya bertanya, "Mengapa selalu saya?," jelasnya kepada BBC Sport.

Lantas apakah Italiano memang gila atensi dan salah satu caranya didapatkan melalui gestur tangan saat berbicara? New York Times pernah membuat film dokumenter membahas fenomena tersebut di tahun 2013. Meski tak benar-benar berdarah Italia murni, Balotelli sudah berada di sana sejak menghirup napas pertamanya di dunia sampai dewasa dan tak bisa dikesampingkan kultur negeri itu tertancap di otaknya.

"Di berbagai kota padat di Italia, ada kompetisi yang membuat seseorang berusaha agar semua atensi orang-orang mengarah kepadanya. Kebiasaan ini sudah terjadi berabad-abad," kata Isabella Poggi, seorang profesor psikologi yang menjadi narasumber.

Membedah Otak Balotelli dan Mencari Rumah yang Tepat

Apakah Anda pernah tersesat di sebuah labirin yang tak berujung? Mungkin Anda akan menemukan hal yang sama ketika berusaha memakai nalar untuk menerka jalan pikiran Super Mario. Dari nyaris membakar rumahnya sendiri lewat sebuah petasan, membeli trampolin padahal ibunya menyuruh untuk membeli papan setrika, melempar dart ke tubuh pemain muda, mengarahkan shotgun ke arah pembencinya sampai masuk ke penjara wanita. Serangkaian itu punya tali merah sebagai sebab musababnya. Balotelli merasa bosan. 

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, yang dikenal sebagai pria yang jago untuk memanipulasi psikologis pemain, sampai angkat tangan. Pertemuannya dengan Balotelli terjadi saat mereka berada dalam bendera Inter Milan dari 2008-2010.

"Saya ingat kami harus bermain melawan Kazan di Liga Champions. Kala itu semua striker saya cedera dan Mario adalah satu-satunya yang tersisa. Dia sudah mendapatkan kartu kuning di menit ke-42, jadi ketika laga memasuki fase istirahat saya menghampirinya."

"14 menit dari 15 menit yang tersedia saya hanya berbicara kepada Mario. Saya berkata kepadanya: 'Mario, saya tidak bisa menggantimu dengan pemain lain, saya tidak punya striker lain di bangku cadangan. Oleh karena itu, jangan sentuh siapa-siapa. Jika Inter kehilangan bola, jangan bereaksi. Jika seseorang memprovokasi kamu, jangan bereaksi. Jika wasit melakukan kesalahan, jangan bereaksi."

"Di menit ke-46 dia mendapat kartu merah!," kenang Mourinho diiringi gelak tawa saat diwawancarai Pedro Pinto dari CNN.

Kota yang baru, tim yang baru, juga awal mula yang baru selalu dibutuhkan Mario Balotelli. Kurang dari seminggu setelah transfer sebesar 16 juta poundsterling komplet, stiker Italia itu percaya kalau dia menemukan lingkungan yang pas di mana itu bisa membuat performanya berkembang. Sepak bola di Inggris disebutnya indah dan merupakan kesalahan yang besar ketika dia memutuskan untuk kembali ke Serie A.

Namun semasa di Italia, awak media juga dibuat terbuai oleh perkataan mantan penggawa Internazionale. Mereka menyebut kalau sang pemain akhirnya lega bisa kembali ke negara asalnya setelah 19 bulan berada di tanah Inggris, mengeluhkan dari A sampai Z, cuaca di kota Manchester sampai makanannya.

Kala itu, Milan tampak sebagai rumah yang tepat untuknya. Dia akan membela klub yang didukungnya ketika masih kanak-kanak dan bisa tinggal dekat dengan keluarga dan teman-temannya di Brescia. Akan tetapi, bulan madu ini hanya berjalan sebentar. Meski mencetak 26 gol dari 43 penampilan di liga, Balotelli tetap saja merasa terisolasi dan tak bahagia.

Dia menangis di bangku cadangan saat Il Diavolo Rosso takluk dari Napoli pada Februari 2014. Usai laga dia sedih karena tak bisa mencetak gol untuk anak perempuannya, Pia, yang baru diakuinya pasca melakukan serangkaian tes DNA. Dua bulan kemudian, Balotelli kehilangan ketenangannya dalam wawancara pasca pertandingan di salah satu stasiun televisi Italia, Sky Sport 24. Di momen itu, dia menyebut mantan gelandang Juventus, yakni Giancarlo Marocchi yang kini bekerja sebagai analis sepak bola: "Menurut saya, Anda tidak tahu apa-apa."

 

Sebenarnya saat berseragam klubnya yang sekarang, dia sudah mendapatkan peringatan dari agennya, Mino Raiola. Liverpool adalah persimpangan kariernya.

"Milan adalah klub bagus dan saya tidak bisa meminta bantuan lebih banyak lagi dari mereka. Mario bermain bagus untuk enam atau tujuh bulan, tapi Anda bisa lihat kalau dia tak bisa jadi pemimpin. Akankah suatu hari nanti dia bisa menjadi pemimpin? Itu bukan kewajiban yang harus diambil pemain."

"Liverpool adalah kesempatan terakhir baginya untuk bisa berkarya di sepak bola tertinggi. Sekarang adalah waktunya dan jika nantinya berjalan buruk? Mario sudah berusia 24 tahun (kala itu). Dia tidak bisa beralasan masih berusia muda. Mario harus bisa melepaskan beban di pundaknya. Dia harus merasa tenang untuk mencetak gol, itu saja, " jelas Raiola dalam wawancara dengan Corriere della Sera.

Entahlah apa yang dicari oleh Balotelli, apakah dia sedang mengalami krisis di umurnya yang mencapai seperempat abad? Ataukah dia memang sejatinya hanya ingin terus bersenang-senang? Di akhir Juli lalu sempat ada aksi menghebohkan yang dilakukan oleh klub Divisi Tiga Italia, Lupa Castelli Romani, yang tertarik menampung Mario Balotelli

"Saya berusaha menghubunginya (Mario Balotelli). Kita lihat saja nanti. Saya hanya berpikir, dia perlu menemukan kembali semangatnya untuk kembali berkompetisi," kata Presiden Kehormatan Lupa Castelli, Marco Amelia.

Akan tetapi, Balotelli enggan berlaga di Lega Pro bersama Lupa Castelli. Kendati begitu, dia tetap mengucapkan terima kasih atas tawaran yang diajukan Amelia, mantan rekan setimnya di AC Milan.

"Selama dua musim di Milan, kami saling mengagumi, persahabatan dan rasa hormat. Melihat Anda menjabat sebagai presiden Lupa Castelli, saya berterima kasih atas undangan untuk datang dan bermain dengan Anda," tulis Balotelli di akun Facebook-nya.

"Saya tidak bisa menerima tantangan ini karena berbagai alasan dan faktor yang Anda ketahui dengan baik, mengambil apapun dari klub Anda. Saya berterima kasih, saya akan mengikuti dan mendukung Anda."

Tak berapa lama kemudian datang sebuah pujian yang dari salah satu legenda tim nasional Italia, Gianfranco Zola. Mantan manajer Watford itu menyarankan Balotelli dan juga Antonio Cassano yang kini sedang menganggur, menjajal Liga Qatar.

"Mereka adalah dua pemain top, akan menjadi kesempatan yang menyenangkan bagi mereka untuk bermain di liga yang tekanannya tak terlalu besar. Mereka bisa mengisi ulang tenaga dan kembali ke Eropa sebagai protagonis," jelas Zola saat diwawancarai Sky Sports Italia.

"Saat ini skuat Al Arabi sudah terlalu gemuk tapi jika saya punya peluang untuk memboyong mereka, saya tidak akan berpikir dua kali untuk melakukannya," tutup pria berusia 49 tahun itu.

Lalu apa lagi yang kamu cari Balotelli?

Kehebatan Balotelli Cuma Mitos? 

Salah satu jurnalis yang bekerja untuk Corriere della Sera, Sandro Modeo, menilai dua gol Balotelli ke gawang Jerman di Euro 2012 membawanya ke level pesepak bola terhebat Italia.

"Untuk sekarang, dia menjadi pemain paling kontroversial, paling sering dibicarakan dan kerap disebut sebagai pemain individual. Golnya ke gawang Jerman mengubah semuanya. Itu adalah terobosan yang mengkategorikannya sebagai pemain juara," tulis Sandro.

Tak hanya Sandro yang memujinya setinggi langit, tak jarang sesama rekannya di panggung sepak bola internasional mengirimkan pujian untuknya dan memberi berbagai saran untuknya meski tak semuanya bernada positif.

"Mario punya talenta hebat dan itu adalah modal fantastis untuknya. Mario layak mendapatkan kredit karena dia benar-benar bekerja keras dan ingin meraih sukses," Gianluigi Buffon soal performa Balotelli di Euro 2012. 

"Kita membutuhkannya, mungkin dia tidak menyadari itu sekarang. Namun dia seperti obat yang spesial. Sebuah penyembuh dari penyakit bernama rasisme di sepak bola Italia. Setiap kali kami bertemu, saya memberinya senyum yang lebar. Itu adalah cara bagi saya yang menyatakan kalau saya berada di belakangnya. Dia tidak boleh menyerah. Itu sebuah gestur untuk mengucapkan terima kasih," curhat Andrea Pirlo di otobiografinya. 

"Balotelli? Dia pemain bagus tapi ia harus mengurangi bicaranya dan berpikir soal sepak bola lebih banyak lagi. Di Inggris, Anda belajar dan mendengar," kata Cristiano Ronaldo saat ditanya pendapatnya soal Super Mario.

Balotelli sama halnya dengan para pemain muda lainnya (masih ingatkah dengan Rafaelle Palladino? Domenico Morfeo, Gaetano d'Agostino sampai yang terbaru Federico Macheda). Terlepas dari semua faktor dan tempat di mana mereka bermain, mereka mendapat beban yang besar saat naik dari level Primavera. Bahkan sejujurnya, Balotelli jauh lebih bagus berprestasi ketimbang para pendahulunya.

Setelah sebelumnya kita berusaha memahami Balotelli secara mental, lantas apakah kehebatan dia secara teknis memang benar adanya? Tanpa bermaksud menyinggung masalah rasisme, apa Balotelli memiliki kemampuan mantap karena berasal dari negara Afrika? Apa kehebatan Balotelli hanya rekaan media saja?

Dalam buku yang ditulis Gianluca Vialli bersama salah satu jurnalis ternama Italia, Gabriele Marcotti, mereka mengupas mitos apakah pesepak bola yang berasal dari Afrika Barat (dalam hal ini Ghana yang merupakan asal kota dari orang tua biologis Balotelli) benar-benar jago.

"Mengapa negara-negara Afrika Barat memproduksi atlet yang lebih bagus dari ras lainnya. Menurut berbagai penelitian yang saya baca dari banyak ahli genetik, mereka menganggap kalau saat manusia menyebar ke seluruh dunia ada beberapa gen yang hilang karena masa evolusi agar bisa beradaptasi dengan cuaca berbeda dan kondisi."

"Akan tetapi itu tidak terjadi untuk pria dari Afrika Barat. Mereka menjaga varian dari genetiknya karena mereka tidak pernah pergi ke mana-mana setidaknya sampai dunia modern. Negara-negara di Afrika Barat terisolasi dengan cukup rapat. Di utara, mereka terbatas gurun Sahara, ke timur, pegunungan, ke selatan dan barat laut Atlantis," tulis Vialli dalam buku The Italian Job: A journet to the heart of two great footballing cultures.

Dalam kesimpulannya, mantan juru gedor Sampdoria itu menyebut kalau bakat saja tak cukup membawa seorang pemain potensial untuk ke level teratas meski pesepak bola itu berasal dari Afrika Barat. Lantas apakah "kehebatan" Balotelli dibantu oleh para wartawan yang ada di Italia?

Bisa saja begitu, negara ini dikenal sebagai negara yang sangat menggilai sepak bola. Saya pernah berbincang dengan sepasang suporter AS Roma bernama Milo Baldazzi dan Claudia Morgia yang berasal dari Italia. Saya kebetulan bertemu mereka yang sedang ingin menonton kunjungan Giallorossi ke tanah air.

"Di Italia, sepak bola bak religi, jadi iman. Bagi penduduk Negeri Pizza, jika sudah menetapkan hati kepada satu klub, wajib hukumnya buat setia dengan klub itu sampai napas terakhir. Di bar, di restoran, di taman, selalu ada yang berbicara soal sepak bola itu dimanfaatkan oleh media untuk menyiarkan semua hal tentang sepak bola selama 24 jam dan 7 hari. Kalau beberapa orang menganggap sepak bola sebagai agama adalah gila maka mereka biasanya menganggap sepak bola sebagai kekasih," jelas Milo kepada saya.

Berangkat dari opini tersebut, kita bisa sedikit menyimpulkan kalau media "bertanggung jawab" dalam pembentukan perspektif soal sehebat apa Balotelli. Memang dalam statistik di bawah ini, Anda bisa melihat kalau dia merupakan striker yang punya potensi untuk mendobrak ke level tinggi. Namun menurut saya ketika Balotelli bisa menjaga fokusnya pun dia tidak akan sampai ke level Giuseppe Signori, Luca Toni, Alessandro Del Piero, Christian Vieri atau Roberto Baggio.

Balotelli adalah pemain bagus. Namun dia bukan masuk dalam kategori spesial. Tak lebih dari itu.

Mungkin saja sekarang di Liverpool. Dia duduk di dalam kamarnya, mencoba menerka mengapa sekarang kalimat "Why Always Me" berubah menjadi "Why not always me anymore" dan akhirnya dia lebih memilih untuk mengarahkan fokusnya ke luar sepak bola.

Mungkin saja di momen-momen itu, ada sedikit pikiran untuk menerima tawaran dari Lupa Castelli Romani. Anda tidak pernah tahu, karena Anda tidak pernah bisa menebak apa yang akan dilakukan Balotelli. @DenyAdiPrabowo

 

 Infografis: Mario Balotelli

 

Sumber: Daily Mail, Guardian, Bleacher Report, ESPNFC, RTE, Football Italia. CNN

Baca Juga

Nekat Sanjung Sterling, Balotelli Jadi Bahan Olokan Liverpudlian

Kasihan, Tak Ada Klub yang Inginkan Mario Balotelli

Waduh, Balotelli Akan Ditendang Liverpool

  • Mario Balotelli adalah pemain sepak bola profesional Italia yang bergabung dengan klub Liga Premier Italia dan tim nasional Italia.
    Mario Balotelli adalah pemain sepak bola profesional Italia yang bergabung dengan klub Liga Premier Italia dan tim nasional Italia.
    Mario Balotelli adalah pemain sepak bola profesional Italia yang bergabung dengan klub Liga Premier Italia dan tim nasional Italia.

    Mario Balotelli

  • Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana
    Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana
    Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana

    Liverpool

  • Inter Milan adalah klub sepak bola dari kota Milan yang bermain di Serie-A Liga Italia
    Inter Milan adalah klub sepak bola dari kota Milan yang bermain di Serie-A Liga Italia
    Inter Milan adalah klub sepak bola dari kota Milan yang bermain di Serie-A Liga Italia

    Inter Milan

  • Manchester City sukses mengganggu dominasi Manchester United dalam beberapa musim belakangan karena akusisi yang dilakukan oleh Sheikh Manso
    Manchester City menjadi salah satu klub elite Liga Inggris dalam 1 dekade terakhir
    Manchester City sukses mengganggu dominasi Manchester United dalam beberapa musim belakangan karena akusisi yang dilakukan oleh Sheikh Manso

    Manchester City

  • AC Milan adalah salah satu klub tersukses di Serie A Italia dengan raihan 18 trofi
    Associazione Calcio Milan adalah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan, Lombardia. AC Milan bermain di Serie A.
    AC Milan adalah salah satu klub tersukses di Serie A Italia dengan raihan 18 trofi

    AC Milan

  • Jose Mourinho adalah pelatih kawakan yang pernah menangani sejumlah klub di liga bergengsi Eropa.
    Jose Mourinho adalah pelatih kawakan yang pernah menangani sejumlah klub di liga bergengsi Eropa.
    Jose Mourinho adalah pelatih kawakan yang pernah menangani sejumlah klub di liga bergengsi Eropa.

    Jose Mourinho

Video Populer

Foto Populer